Jumat, 13 April 2012

Himpun Kami




















" ... Ya Allah Rabbul 'alamin .. Ya Rabbul 'izzati .. Kedua orang tua hamba Hery Purwanto dan Siti Mutmainah .. Adik hamba Risqin Ni'ma Fatharani .. Orang2 yang hamba cintai ; Dina Nur Aisyah , Ahmad Rofii , Muhammad Azhari , Rodiyatul Ula , Patmiasih , Binti Dwi Rasyidah , Arif Mustaqim , Muhammad Maliki , Satria Mega , Aulia Au , Rizky Erikawati , Niswah Afinatus , Eka Lina , Fidiyah Maya , Mega Wening , Hery Cahyono , Putri Noviantary , Dyah Vija . Mereka adalah orang2 berharga dalam hidup hamba , yang banyak mempengaruhi hidup hamba , yang membuat hamba mencintai kebenaran , dan menjadikan hamba berubah menjadi benar ...

Yaa Malikal Mulk , yaa Malikal Mulk , Ya Aziz , Ya Hakiim , Ya Ghofur , Ya Rahiim ...

Cintai mereka , sebagaimana kami saling mencintai .
Sayangi mereka sebagaimana kami salaing menyayangi .

Tunjuki mereka jalanMu yang benar ,
Berikan mereka yang terbaik dariMu ,
Selesaikan kesulitan mereka ,
Mudahkan mereka ,
Lancarkan hajatnya ,
Bukakanlah pintu rezeki mereka di langit maupun di bumi ,

Jadikanlah hati mereka mencintaiMu dan RosulMu , sebagaimana Engkau mencintai hamba2Mu ,

Dan himpun kami di surgaMu , himpun kami di surgaMu .

Aamiin Yaa Robbal 'alamin ... "

Jumat, 10 Februari 2012

Setengah6 Sore


Dikisahkan bahwa di bawah pipi Umar bin Khattab ra terdapat sungai-sungai kecil berwarna hitam . ketika dia di tanya tentang hal itu dia menjawab itu adalah bekas cucuran air matanya setiap malam ketika dia bermunajat menghisab dirinya sendiri , dia berkata " Sebelum kau di hisab oleh Allah di akhirat , maka hisablah dirimu sendiri " .

beberapa hari lalu teman saya menemui saya , dia menghambur di meja dekat saya duduk dari tadi . roman wajahnya saya baca ada sesuatu yang tidak biasa dengannya hari ini . saya biarkan . satu jam pertama dia masih diam , tidak terlalu bicara banyak . saya biarkan . satu jam kedua dia mulai mengajukan beberapa pertanyaan pada saya . saya sudah mulai bisa membaca mau apa dia . satu jam ketiga dia sudah benar-benar meledak , dia menangis kemudai tertawa , menangis kemudia tertawa , menangis kemudian tertawa, begitu seterusnya sambil bercerita apa yang dia alami . kemudia dia berkata , " bel gue mau berubah jadi lebih baik , tapi gimana caranya ? "
" gampang .." jawab saya " yang penting elu sadar kalo elu salah dan tau dimana letak kesalahan elu "

sangat gampang sekali bagi kita menemukan pengertian kebenaran , gampang bagi kita membedakan antara kebenaran dan keburukan , selisih antara halal-haram , dan bahkan konsekuensi2nya . apalagi kalau kita telah memiliki standard yan jelas antara kebenaran dan kesalahan . tapi bagi saya yang paling berat dalam perubahan diri menuju lebih baik adalah ketika menyadarkan pada diri sendiri bahwa ini salah , kemudian berkomitmen untuk tidak mengulanginya .

manusia masih sering tertutupi ego dan nafsu yang menguasainya . mereka mengetahui pengertian baik dan buruk tapi enggan untuk mencerminkan pada diri mereka sendiri . yang terjadi maka baik dan buruk itu hanya dalam pikiran , selamanya tidak akan terterapkan pada diri manusia .

maka seperti ucapan Umar bon Khattab diatas , sebelum kita di hisab maka hisablah diri kita sendiri . introspeksilah . evaluasilah . hingga kita tau kesalahan kita dan menancapkan dalam hati untuk tidak mengulanginya lagi .

*saat-sat pengen uzlah

Sabtu, 04 Februari 2012

Manusia

Manusia kadang ngeyelan , sudah tau apa yang dipilihnya adalah salah tapi tetap saja dia lakukan . (Rebellito Abdillah)

Semoga Allah mengampuni kita .

Senin, 30 Januari 2012

Peluk erat sampai sesak , sampai asthma


" Jika besok aku mati , aku berharap ada orang yang mengatakan padamu bahwa sungguh aku sangat mencintaimu "

Lama sudah saya tidak membuka blog saya ini . Kelihatan usang sekali dengan posting terakhir bulan November 2012 kemaren . Saya mengakui memang hasrat menulis saya berkurang , drastis turun . Entah karena banyaknya aktivitas di luar ataupun karena gak tau apa yang harus ditulis . Tapi saya sadar saya pasti akan kembali ke habitat saya lagi , yaitu tulis menulis . Dan malam ini saya menapakkan kaki lagi di depan teras itu .

Saya bukan tipe orang yang suka diatur termasuk dalam hal kepenulisan . Saya tipe orang yang suka2 gue dan opo eneke . Makanya banyak tulisan saya memang tanpa analisis data misal , ataupun sistematis seperti dalam buku ppki , saya lebih bisa terbang tinggi dengan gaya yang saya punya .

Tulisan ini ditulis di sebuah warnet jam setengah 1 malam . kenapa saya harus pergi ke warnet ? ya , karena moment luar biasa telah menghampiri saya kemaren . Di tengah hiruk pikuk kegiatan yang luar biasa , Laptop saya bersama 6 laptop teman hilang karena dicuri (keren kan?) . Intinya , laptop itu hilang dan mungkin tak akan kembali (semoga si pencuri anaknya jadi ustad) .

Tapi kejadian itu bukan sesuatu yang akan saya besar2kan karena bagi saya tetap HAJAR BLEHH ! GO AHEAD ! LIFE MUST GOON ! INI BUKAN AKHIR DARI SEGALANYA ! asyik apa asyik ? :D (gue gituloh..)

Yang jelas Allah sungguh mencintai saya , dengan kejadian itu Allah hendak menaik kelaskan saya . Sesorang harus mencapai limit maksimal kekuatannya untuk naik tingkat , dan kejadian itu adalah limit yang harus saya lewati .

Terlebih banyak introspeksi yang saya dapatkan dari kejadian itu , banyak , banyak sekali . dari diri saya pribadi , hubungan dgn orang tua , ibadah pada Allah , turunnya militansi menyampaikan kebenaran dan lain2 .

tidak bisa saya bagikan satu persatu . Tapi ada satu yang bisa saya bagi dan ini memang yang harus kalian ketahui , bahwa saya sungguh mencintai kalian dengan sepenuhnya , dengan detail , dengan segala jiwa dan raga yang bisa saya korbankan . Cinta yang timbul karena Ilahi Robbi , Cinta yang didasari karena satunya akidah , cinta bukan karena nafsu dunia melainkan cinta berdasarkan keyakinan yang mendalam pada Allah tuhan semesta alam , cinta yang semoga nanti bisa kita tukarkan dengan surgaNya kelak . Tapi kesalahan saya , cinta itu belum terbukti , masih terbatas dalam hati dan terucap melalui lisan .

Selama ini saya masih ngegombal sana-sini tanpa bukti ,

Dan mulai hari ini saya ingin membuktikan . Lewat apapun , apapun yang kalian butuhkan dan bisa saya berikan .

Selain itu sungguh sempat muncul prasangka-prasangka buruk pada kalian . Maka dari itu maafkan saya , jika karena munculnya prasangka buruk itu membuat saya tidak ramah pada kalian , intensitas komunikasi yang berkurang , meremehkan kalian , ataupun sekedar mencemberuti kalian . Maaf kawan ..

Semoga hati saya dihilangkan dari penyakit hati semacam itu , dan semoga semua prasangka-prasangka itu salah .

Sungguh setiap manusia menginginkan yang terbaik pada dirinya , manusiawilah . Tapi saya ingin melewati limit itu , saya menginginkan yang terbaik pada diri saya dan orang2 yang saya cintai .

Sungguh saya takut , ketika saya tidak mampu membuktikan cinta ini pada kalian , tidak tau sampai kapan saya hidup . Saya hanya berharap Allah memberikan kesempatan , dan jika besok saya mati , saya berharap ada orang yang mengatakan pada kalian bahwa sungguh saya sangat mencintai kalian .

Peluk erat untuk kalian .
sampai sesak , sampai asthma .

Minggu, 27 November 2011

KONGRES MAHASISWA ISLAM INDONESIA: Sebuah Titik Tolak Kebangkitan Mahasiswa

Tahun 1928 Mahasiswa bersatu , dalam ikrar Sumpah Pemuda mereka mencita-citakan dan memperjuangkan Indonesia . Hingga Indonesia mampu merdeka dari penjajah kolonialisme Jepang dan Belanda .

Tahun 1965 Mahasiswa bersatu menyatukan suara , di bawah KAMI mereka menentang Soekarno . Hingga Soekarno turun dari tampuk kekuasaannya .

Tahun 1998 Mahasiswa bersatu dengan kemuakkan yang memuncak kepada rezim Orde Baru , mereka menuntut agar Soeharta dan kroni-kroninya yang korup lengser dari pucuk pimpinan negeri ini . Dan Soeharto pun lengser .

Itulah sedikit gambaran kekuatan Mahasiswa . Kaum intelektual . Agent of Change . Harapan rakyat dan negeri ini .

Tapi hari ini Mahasiswa tengah tertidur , pulas sekali . Mereka lupa akan peran mereka . Mereka lupa bahwa di tengah kondisi yang carut-marut ini ada petani , buruh , pedagang , rakyat kecil yang menunggu mereka , mengharapkan mereka , memberikan perubahan menjadi lebih baik .

Perubahan seperti apa ?

Sungguh reformasi sama sekali tidak memberikan hasil , tidak ada perubahan melalui reformasi . Bisa kita lihat faktanya , dulu ketika rakyat menganggap bahwa akar permasalahan negeri ini adalah kepemimpinan Soekarno yang buruk maka mahasiswa menuntut untuk turunnya Sokarno . Maka setelah Soekarno turun dan digantikan rezim selanjutnya apakah keadaan menjadi membaik ? Tidak , keadaan malah semakin memburuk .

Dulu ketika rezim Orde Baru mahasiswa beranggapan bahwa akar permasalahan KKN yang terjadi adalah karena Soharto dan kroni-kroninya , tapi setelah Soharto lengser dan digantikan pemimpin selanjutnya , apakah keadaan semakin membaik ? Tidak , sama sekali tidak .

Keadaan hingga detik ini malah semakin memburuk . Negeri ini telah berganti 6 kali pemimpin , tapi apakah hingga pemimpin yang ke enam itu keadaan semakin membaik ?

Maka dari fakta diatas itu saudaraku , ingin saya sampaikan pada kalian yang salah pada negeri ini adalah bukan rezimnya , bukan orang-orangnya , melainkan sistemnya . Sistem yang mengatur negeri ini salah . Demokasi Kapitalisme telah gagal menata negeri ini , yang ada sistem itu telah menyengsaraka rakyat dan menguras habis kekayaan negeri ini .

Jika akar masalahnya adalah sistemnya , maka solusi tuntas dari masalah ini adalah mengganti sistem tersebut . Dan sungguh hanya sistem yang berdasarkan Kebenaran haqiqi dari Sang Maha Pandai lah yang harus diterapkan , yang akan membawa kesejahteraan dan kebaikan pada negeri ini , yaitu Sistem Islam dalam bingkai daulah Khilafah Islamiyah .

Didasari dari analisa dan pengkajian fakta diatas , maka pada Tanggal 27 November 2011 di GOR CLS Kertajaya Surabaya , 4000 Mahasiswa Se Jawa Timur hadir , membulatkan tekad , menyatukan suara dalam KONGRES MAHASISWA ISLAM INDONESIA , dan melahirkan sumpah yang akan kami jadikan poros kehidupan kami sebagai mahasiswa , yang akan kami jadikan visi kami sebagai kaum intelektual , dan yang kami yakini bahwa ini adalah titik tolak kebangkitan mahasiswa di negeri ini .


Sejak kemerdekaan hingga lebih dari enam dekade, sekulerisme mengatur Indonesia, terlepas dari siapa pun yang berkuasa. Hal yang sama juga terjadi di negeri-negeri muslim lainnya. Sistem sekuler telah menyebabkan rakyat terus menerus hidup dalam berbagai krisis yang tidak berkesudahan. Sampai saat ini fakta kemiskinan, kebodohan, kedzaliman, ketidakadilan, disintegrasi dan berbagai problem lain, termasuk penjajahan dalam segala bentuknya, senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya. Sistem sekuler telah mengakibatkan potensi sumberdaya alam dan kekayaan mineral yang sangat melimpah tidak mampu membuat rakyat hidup dalam kebaikan. Justru sebaliknya, rakyat hidup dalam penderitaan. Semua potensi dan kekayaan alam yang dimiliki seolah tidak memberikan arti apa-apa buat hidup rakyat.

Oleh karena itu, setelah kami melihat, mencermati dan menganalisa fakta kerusakan yang ada serta merumuskan kondisi ideal, maka demi Allah, Zat yang jiwa kami berada dalam genggaman-Nya, kami mahasiswa Indonesia bersumpah :

1. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa sistem sekuler, baik berbentuk kapitalis-demokrasi maupun sosialis-komunis adalah menjadi sumber penderitaan rakyat dan sangat membahayakan eksistensi Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

2. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa kedaulatan sepenuhnya harus dikembalikan kepada Allah SWT – Sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan - untuk menentukan masa depan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

3. Dengan sepenuh jiwa, kami akan terus berjuang tanpa lelah untuk tegaknya syari’ah Islam dalam naungan Negara Khilafah Islamiyah sebagai solusi tuntas problematika masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

4. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan kepada semua pihak bahwa perjuangan yang kami lakukan adalah dengan seruan dan tantangan intelektual tanpa kekerasan.

5. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan bahwa perjuangan yang kami lakukan bukanlah sebatas tuntutan sejarah tetapi adalah konsekuensi iman yang mendalam kepada Allah SWT.
Dengan ini kami menyeru pada kalian semua mahasiswa , untuk bergabung dengan perjuangan ini .


Bangkitlah mahaiswa ! Bangunlah dari tidurmu yang sudah terlalu lama !
Wahai mahasiswa , dunia dalam genggaman kita . Perubahan adalah niscaya kemenangan bagi Islam , tidakkah kalian malu jika kalian hanya diam ? Kini sudah saatnya kta bergerak , bersatu , tegakkan sistem Islam .

Sabtu, 19 November 2011

Saya Ingin Jadi Guru: SELAMAT HARI GURU

Hari ini saya teringat sewaktu saya masih duduk di bangku TK , dengan pinsil di tangan saya dan buku bergambar Doraemon di meja saya . Saya menggambar-gambar . Saya gambar bentuk kotak dan diatasnya ada bangun segitiga , saya beri tulisan Sekolah SD di bangun itu , kemudian disampingnya ada orang (yg baru saya sadari ternyata mirip orang-orangan sawah) menjinjing sesuatu berbentuk kotak yang saya sebut waktu itu tas . Saya sangat senang . berlari . Memperlihatkan pada ibuk saya : buk , ini cita2ku .. aku pingin jadi guru .. teriak saya riang .

Bagi saya ketika itu guru adalah sosok yg keren . pinter . dan tau banyak hal .

di TK saya melihat guru-guru saya pintar menggambar dan menyanyi . Tutur kata mereka halus dan tidak pernah marah . Mereka selalu bisa melerai teman-teman saya yang berebut mainan .

Satu hal yang membuat saya kagum dengan guru adalah karena mereka mampu memintarkan orang , fikir saya waktu itu . Saya yg malu untuk menyanyi di depan kelas di berikannyalah motivasi untuk berani bernyanyi , saya yg tidak pandai menggambar diajarinyalah cara menggambar pemandangan dan rumah , saya yang kesulitan untuk menghitung dituntunnya bagaimana menjumlah dan mengurangi , dan banyak lagi .

Suatu hari saya ingin menjadi guru yang memintarkan orang terlebih mendidik orang , memberikan contoh teladan terbaik . Posisi yg sangat diperlukan saat ini dimana kerusakan sudah tersistem , dimana orang telah kehilangan panutan teladan yang baik : yang mencontohkan kebenaran .

Guru , saat ini menjadi profesi yang penuh kontroversi . Kenapa saya sebut seperti itu ? Karena telah terjadi pergeseran nilai-nilai dari dalam profesi guru itu sendiri . Teman saya nyeplos ketika kami diskusi di kelas , katanya kalau dulu guru itu di gugu dan ditiru , tapi sekarang guru itu di gugu malah ngajak turu (tidur) . Walaupun ungkapan itu tidak boleh digeneralisir kesemua orang yg berprofesi guru , tapi ungkapan itu memperlihatkan telah ada kemunduran nilai dari profesi guru .

Guru seharusnya memiliki dua kompetensi yang wajib dipenuhi , pertama Kompetensi Personal dan kedua Kompetensi Profesional . Kompetensi personal itu seperti apa ? yaitu kemampuan dari dalam diri guru untuk memunculkan sikap disiplin , bijaksana , jujur , adil , atau sikap-sikap baik yg perlu dimunculkan sebagai percontohan untuk siswanya . Hal ini sangat penting dimiliki oleh guru , karena guru akan di jadikan panutan oleh para siswanya , ketika para guru tidak mampu memberikan contoh yang baik maka siswa juga akan terbentuk menjadi pribadi yg tidak baik pula , yang dia dapat dari gurunya .

Kompetensi Profesional adalah kemampuan atau kewenangan yg dimiliki guru untuk mengajar suatu jenjang pendidikan atau suatu mata pelajaran yang dikuasainya . Contoh seorang guru yang berpendidikan Biologi misal , maka kompetensi mengajar mereka pelajaran biologi . suatu kesalahan ketika seorang guru lulusan PAUD harus mengajar kimia . Hal ini sesuai dengan istilah : Right man on the right place .

Nahh , tapi apa yg terjadi ? faktanya di negeri ini belum pernah mengalami masa dimana guru-gurunya memiliki dua kompetensi tersebut secara bersamaan . Di kisaran era tahun 1945 - 1998 sebelum krisis , guru di Indonesia adalah guru yang sederhana dan bersahaja , mereka bekerja dengan bayaran yang kecil tapi mereka bekerja dengan keras dan penuh ikhlas untuk mencerdaskan bangsa (hal ini bisa dibuktikan dengan minimnya gaji guru waktu itu , hingga orang menganggap profesi guru saat itu adalah profesi yang tidak prospek , jauh dari kesan sejahtera apalagi kaya). Moral mereka terjaga , sebagai seorang yang patut untuk dijadikan contoh teladan . Guru bagi mereka bukan sebuah profesi yang mereka jadikan sumber utama mendapatkan nafkah , tapi merupakan panggilan dari dalam jiwa mereka untuk rela dan ikhlas mendidikan anak-anak bangsa . Tapi pada kisaran periode ini kompetensi profesional gurulah yang rendah, contoh misalkan seseorang bisa mengajar sekolah menengah hanya dengan berijazah SPG, ataupun banyak dosen2 di era tahun 65 yang masih bergelarkan sarjana . Tapi menurut saya pribadi hal itu tidak terlalu menjadi soal , karena guru masih mampu menjadi teladan yang baik walaupun mungkin secara intelektual mereka masih belum terlalu tinggi . Karena yang memang itulah tuntutan utama seorang guru: memberikan teladan yang baik .

Mari kita tengok guru-guru sekarang ? apa yang terjadi ? Profesi guru telah menjadi komoditi yang di buru banyak orang karena sekarang gaji seorang guru bergelar PN sangat menggiurkan . Coba kita bandingkan kampus-kampus pendidikan , lebih banyak manakah mahasiswa yang berkeinginan menjadi guru karena memang panggilan dari hatinya dengan mahasiswa yang berkeinginan menjadi guru karena mudahnya mencari pekerjaan kelak .

Banyaknya peminat profesi guru yang dipengaruhi oleh tingginya gaji ini juga bisa di lihat dari ngetrendnya program-program sertifikasi guru . Entah itu berbentuk PLPG maupun PPG . Program-program ini sangat banyak menarik minat guru karena setelah mereka mendapatkan sertifikat tersebut mereka akan mendapatkan gaji dua kali lipat dari gaji pokok , sangat menggirukan bukan ? belum lagi banyak terjadinya praktek jual beli portofolio yang merupakan persyaratan dalam PLPG . Kasus terbaru tentang kecurangan dalam sertifikasi guru telah di ungkapkan PB PGRI Sulistyo saat konfrensi pers di gedung D kemendikbud. (okezone.com, 23/11 2011)

Memang era sekarang ini kompetensi profesional guru benar-benar diangkat . Pendidikan mereka di tinggikan dengan pelatihan-pelatihan , syarat mengajar mereka juga di tinggikan , misalkan bagi guru SD sekarang wajib bergelar sarjana , dan bagi dosen minimal S2 . Sangat berkembang pesat sekali daripada era sebelumnya . Tapi kita lihat kompetensi personal mereka , banyak dari mereka yang kehilangan jati diri sebagai guru . Guru bukan lagi profesi yang memang tumbuh dari hati mereka untuk mengajar dan mendidik . Banyak guru yang berorientasi pada gaji yang tinggi , hingga mereka lalai untuk apa seharusnya mereka mengajar dan mendidik . Banyak juga calon guru (mahasiswa) kuliah hanya untuk mencari pekerjaan yang mudah , gaji tinggi dengan menjadi guru . Jika hal-hal itu muncul dalam pemikiran guru/calon guru maka apa yang mereka kerjakan (mengajar) akan berlandaskan sifat pragmatis yaitu mencari manfaat dari apa yang mereka lakukan (pamrih) , dan kemudian sifat ikhlas dan rela berkorban untuk mengajar dan mendidik lama kelamaan akan terkikis dari guru-guru di negeri ini .

Belum lagi fakta-fakta yang terjadi seperti di Medan seorang guru mencabuli dua siswinya (Detiknews.com). Di Surabaya Kepala SDN Kendangsari I telah memalsu tanda tangan untuk melakukan penyimpangan penggunaan dana BOS dan BOPDA (centroone.com). Kemudian banyak sekali guru yang melakukan tindak kekerasan pada siswa. Hal-hal seperti itu sudah sangat sering kita jumpai di media-media . Sangat banyak .

Sebenarnya apa yang menjadi penyebab masalah-masalah itu tadi ? Apa yang menyebabkan profesi guru terdegradasi menjadi profesi yang diperebutkan karena gajinya yang tinggi ?

Semua terjadi karena adanya himpitan ekonomi yang menuntut semua orang untuk mendapatkan nafkah yang lebih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya , ada sebuah kondisi yang memaksa orang-orang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin menjulang tinggi . Tidak hanya pada profesi guru saja sebenarnya , tapi disemua jenis profesi mereka dituntut untuk mendapatkan lebih . Dan gurupun dipaksa untuk itu .

Keadaan hari ini memaksa guru untuk bersikap seperti itu , untuk mencari penghasilan yang besar , untuk mendapatkan gaji yang besar , karena kondisi menuntut untuk demikian . Bisa kita lihat dengan semakin mahalnya biaya pendidikan , kesehatan , harga bahan-bahan pokok , dsb . Jika keadaan sudah seperti ini maka apakah ada pilihan lain bagi para guru kecuali untuk memilih menjadikan profesi guru ini menjadi sumber nafkah dan berorientasi pada gajinya ? iya , guru-guru telah dipaksa , guru-guru telah terpaksa oleh sistem yang mengatur mereka , entah mereka sadar atau tidak .

Begitupun juga para calon guru , mereka yang kuliah dengan orientasi pekerjaan yang menghasilkan gaji besar , keinginan cepat lulus , terlalu akademisi dan lupa akan fungsi sosial mereka untuk peduli terhadap keadaan bangsa , sungguh mereka juga telah dipaksa . Keadaan kampus dengan beban kuliah yang berat akan memaksa mereka untuk tidak peduli dengan keadaan sekitar mereka . Mereka disibukkan dengan jam kuliah yang padat , dan tugas-tugas yang tanpa henti , menjadikan mereka bersikap apatis , dan menghilangkan sikap kritis mereka terhadap tatanan sistem yang salah ini , karena mereka berpikir telah sangat sibuk tidak ada waktu untuk memikirkan yang lain . Biaya kuliah yang sangat mahal juga telah menumbuhkan keinginan dalam diri mereka untuk segera mengembalikan modal yang telah mereka keluarkan selama mereka kuliah , dari keadaan seperti ini munculah orientasi kuliah hanya untuk mencari kerja bukan lagi mencari ilmu .

Siapa yang salah ? sistemnya atau gurunya ?

Iya , kita telah dipaksa .

Guru adalah manusia . Mereka adalah bapak dari anak-anak mereka , mereka adalah ibu dari anak mereka . Mereka adalah suami dari istri-istri mereka , mereke adalah istri dari suami-suami mereka . Mereka memiliki keluarga , yang senantiasa menunggu kedatangan mereka dirumah . Mereka memiliki anak , yang menunggu mereka membawakan makanan , pakaian ataupun sekotak susu . Mereka sangat mencintai keluarga mereka .

Sungguh sangat manusiawi ketika seseorang memberikan nafkah pada keluarganya , sungguh sangat mulia seorang ayah-ibu mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga pendidikan tertinggi . Tapi keadaan telah menyulitkan itu semua . Sistem telah membuat harga makanan , pakaian , susu melambung tinggi , keadaan telah membuat biaya pendidikan dan kesehatan mahal . Maka sangat wajar ketika dalam keadaan seperti itu , seseorang menjadi terfokus pada harta atau penghasilan , karena keadaanlah yang memaksa . Maka , siapa yang tidak manusiawi ? gurunya atau sistemnya ?

Benar sekali kawan-kawanku , sistem yang bercokol di negeri ini telah salah , sistem yang mengatur negeri ini telah gagal mensejahterakan rakyatnya . Sistem di negeri ini telah memaksa rakyatnya menjadi rakyat yang pragmatis , mementingkan diri sendiri dan hanya berorientasi pada harta dan kekayaan .

Ya , demokrasi berazaskan kapitalisme-sekuler telah gagal . Sistem yang berlandaskan persaingan bebas dan hanya berihak pada pemilik modal itu sudah tidak mampu memanusiakan manusia . Ide-ide mereka tentang HAM dan kebebasan sungguh telah menghilangkan nilai-nilai luhur kemanusiaan di negeri ini . Bagaimana rakyat terjerumus pada persaingan bebas , yang cenderung menghalalkan segala cara , rakyat saling sikut hanya untuk mendapatkan kelebihan harta , dan banyak lagi kebobrokan yang muncul dari ide sistem sekarang ini .

Lalu apa yang bisa kita lakukan di sistem yang sudah rusak seperti ini ? Sungguh satu-satunya solusi atas permasalahan di negri ini adalah mengganti sistem yang ada dengan sistem baru yang telah terbukti kebenaran dan kelayakannya untuk diterapkan, yaitu sistem islam . Islam adalah agama sekaligus ideologi yang darinya muncul peraturan-peraturan yang bisa diterapkan . Termasuk sistem yang mengatur pendidikan (termasuk juga guru) . Bagaimana telah terbukti pada era kekhilafahan Islam mampu menjadi negara yang paling maju pendidikan dan ilmu pengetahuannya , begitu juga kesejahteraan guru sangat terjamin disitu .

Tiga aspek yang di gratiskan oleh negara khilafah pada rakyatnya adalah kesehatan , keamanan , dan pendidikan . Dana yang digunakan adalah dari sumber daya alam yang dikelola langsung oleh negara (tidak dijual kepada asing seperti sistem demokrasi) . contoh kecil misalkan Gunung Emas Freeport menghasilkan 200 ton emas per hari (taukah kalau pembagian antara AS dan Indonesia adalah AS=90% dan Indonesia=10%) . Bayangkan jika emas sebanyak itu di kembalikan pada rakyat untuk menggratiskan pendidikan , bagaimana rakyat tidak pintar ? Bagaimana guru tidak akan sejahtera ? guru tidak akan perlu lagi memikirkann gaji yang rendah dan kebutuhan ekonomi yang mendesak , mereka akan mampu konsentrasi mengajar dan mendidik jika kebutuhan mereka telah tercukupi .

Dan itulah rahasia kenapa Khilafah Islam dulu itu maju pendidikan dan ilmu pengetahuannya: karena negara BERTANGGUNGJAWAB PENUH untuk memberikan pendidikan pada rakyatnya .

Sungguh sudah saatnya keadaan berubah , sungguh sudah muak seharusnya kita sekarang ini dengan keadaan yang ada . anda yang masih menganggap keadaan hari ini normal , maka bisa dipastikan andalah yang abnormal .

Sudah saatnya sistem demokrasi dihapus dan diganti dengan islam , bukan tanpa alasan tapi kita telah melihat fakta bahwa sungguh sistem ini telah gagal .

SELAMAT HARI GURU 25 November 2011 .
Jadilah guru yang baik , guru yang jadi teladan dan menyampaikan kebenaran .

Senin, 14 November 2011

Memimpin



Memimpin , adalah dimana ketika kau mampu mengorbankan lebih dari yang kau mampu kepada apa yang kau pimpin .



Pemimpin harus mampu membuat ucapannya didengar , yang lebih penting pemimpin harus mampu mendengar .

Pemimpin harus mempu mengarahkan , yang lebih penting pemimpin harus mampu diarahkan terlebih ketika dia salah .

Pemimpin harus mampu merasakan .

Pemimpin harus mampu menyatu .

Lalu pemimpin seperti apakah yang ucapannya sudah tidak lagi didengar padahal dia sudah mau mendengar; apa yang dia arahkan sudah tidak mau diikuti padahal dia sudah selalu mau diarahkan; tidak ada yg mau merasakannya padahal dia selalu bisa merasakan yg lain; pemimpin yg termarjinalkan padahal dia selalu berusaha menyatu; padahal dia sudah mengorbankan lebih dari yang dia mampu kepada apa yang dia pimpin ?

Rabu, 07 September 2011

Siapa yang Kita Sembah

Oleh: Divan Semesta


Sebuah ayat kubuka, ayat al Taubah 9: 31.

Bagaimana bunyinya sahabat-sahabatku?

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib (pendeta-pendeta) mereka sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”.(QS. At-Taubah [9] : 31)

Pada satu saat, Baginda Rasulullah yang mulia, yang kita cintai dengan darah dan kerinduan hingga sesak itu berbisik di telinga, menyentuh hati kita dengan kehangatan ucapannya.

Apa yang beliau katakan?

Melalui Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Adi bin Hatim Ath-Thai, bahwa Adi bin Hatim mengahadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan di lehernya ada salib, sementara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam membacakan ayat Al Taubah 9:31.

Ia (Adi bin Hatim) berkata:
"Maka aku interupsi, mereka tidak pernah menyembah (para pendeta)."

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Ya (mereka menyembah para pendeta). Jika (para pendeta) mengharamkan kepada mereka sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram, mereka mengikuti (para pendeta itu) maka itulah cara mereka menyembah pendeta mereka”.

(Ibnu Katsir, Maktabah Dar al-Salam, 1994, 2/459).

Saudaraku, siapakah yang kita sembah? Allah-kah? Atau partai, atau pemimpin politikmu? atau hawa nafsu?

Ketika kita menyatakan Ahmadiyah sesat, karena mereka memiliki wahyu Mirza Ghulam dalam 'kitab suci' Tadzkirahnya, karena kaum Ahmadiyah itu menjadikan Tadzkirah sebagai sumber hukum.

Maka tidak sesatkah kita, ketika kita mengambil sumber hukum tidak berdasarkan hukum Allah, diluar itu kita malah memusuhi manusia-manusia yang rindu syariat-Nya ditegakkan? membuat fitnah atas mereka?

Lantas, siapakah yang kita sembah? Allah kah? atau ... ke-ilahian itu telah berpindah pada sosok manusia dan perangkat hukum yang dibuatnya.

Senin, 05 September 2011

Obralan

tau gambar ini ?













kalau liat gambar diatas gue inget ama yang namanya pacaran . mirip kaya barang yang di obral .

gimana nggak ..

si pacar kaya barang obralan yang bebas di pegang ama sapa aja , di pilih2 ,di tawar , di coba2 , kalau gak cocok ya di buang ..

dan yang namanya barang obralan pastinya itu barang udah bekas ..




















































***



bedain ama gambar dibawah ini ..














kalau yang ini jelas beda , nggak sembarang orang bisa nawar , apa lagi megang .

cuma orang tertentu yang memenuhi syarat tertentu yang boleh memiliki . yang pasti ini lebih keren ..

dan cuma orang yang resmi memiliki doang yang boleh megang dan make ..

































Gimana menurutmu ??

ideologicalRose

Negara Islam: Fakta Normatif Dan Empiris


Oleh: Hafidz Abdurrahman

Ada sebagian intelektual yang menyatakan, bahwa Alquran dan Sunnah tidak pernah mewajibkan untuk mendirikan Negara Islam. Bahkan, ada yang menyatakan, bahwa Alquran dan Sunnah juga tidak pernah menyebut Negara Islam.

Pernyataan seperti ini bisa terjadi karena dua kemungkinan. Pertama, karena merasa tertuduh, terutama ketika Negara Islam telah menjadi monster yang menakutkan, sehingga takut. . Kedua, karena tidak tahu atau tidak menemukan, bahwa Negara Islam tersebut memang ada di dalam Alquran dan Sunnah.

Tentu, baik karena kemungkinan yang pertama maupun kedua, sama-sama tidak mewakili Islam. Bahkan, pandangan yang muncul dari keduanya sama-sama tidak mempunyai nilai apapun dalam ajaran Islam. Apalagi, masalah negara ini merupakan masalah ma’lum[un] min ad-din bi ad-dharurah (perkara agama yang sudah diyakini/diketahui kepentingannya). Karena itu, adanya negara ini hukumnya wajib. Kewajibannya pun telah disepakati oleh para ulama, baik Ahlussunnah, Syi’ah, Khawarij maupun Muktazilah (Lihat, al-Asy’ari, Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilafi al-Mushallin, Juz II/149).

Imam an-Nawawi, dalam kitabnya, Raudhatu at-Thalibin wa ‘Umdatu al-Muftin menyatakan, bahwa mendirikan imamah hukumnya Fardhu Kifayah. Jika hanya ada satu orang (yang layak), maka dia wajib diangkat. Jika tidak ada yang mengajukannya, maka imamah itu wajib diusahakan (Lihat, an-Nawawi, Raudhatu at-Thalibin wa ‘Umdatu al-Muftin, Juz VIII/369). Imamah yang dimaksud oleh Imam an-Nawawi di sini tak lain adalah Khilafah, atau Negara Islam.

Karena itu, tidak ada perbedaan di kalangan ulama, bahwa Nabi Muhammad, selain sebagai Nabi dan Rasul, baginda SAW adalah kepala negara. Ini dibuktikan dengan firman Allah SWT yang menitahkan, bahwa tugas Nabi dan Rasul hanya tabligh (menyampaikan risalah): “Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (Q.s. an-Nur [24]: 54)

Tetapi, faktanya banyak nash Alquran memeritahkan kepada Baginda SAW untuk memotong tangan pencuri (QS al-Maidah [05]: 38), mencambuk pezina (QS an-Nur [24]: 3), memerintah berdasarkan hukum Allah (QS al-Maidah [05]: 49), memerangi kaum Kafir (QS at-Taubah [09]: 36), menumpas perusuh (QS al-Maidah [05]: 33). Sedangkan tugas-tugas di atas adalah tugas yang lazimnya dijalankan oleh kepala negara.

Dari dua kategori nash di atas, yaitu nash yang menyatakan Nabi Muhammad SAW sebagaimana Nabi dan Rasul yang lain hanya diberi tugas untuk tabligh, tetapi nash-nash lain memerintahkan Nabi Muhammad untuk melakukan tugas-tugas negara, maka bisa ditarik kesimpulan, bahwa Nabi Muhammad bukan hanya Nabi dan Rasul, tetapi juga kepala negara. Ini berbeda dengan Nabi Musa, Isa, Ibrahim, Nuh -‘alaihim as-salam, yang hanya diberi tugas untuk tabligh. Ini kemudian dipertegas oleh Nabi sendiri: “Dahulu Bani Israil diurus oleh para Nabi. Ketika seorang Nabi telah wafat, maka digantikan oleh Nabi yang lain. Bahwa, tidak akan ada seorang Nabi pun setelahku, dan akan ada para khalifah. Jumlah mereka pun banyak.” (HR Bukhari)

Sabda Nabi yang menyatakan, Wa innahu la nabiyya ba’di, wa sayakunu khulafa’ fa yaktsurun (Bahwa, tidak akan ada seorang Nabi pun setelahku, dan akan ada para khalifah. Jumlah mereka pun banyak) membuktikan, bahwa posisi Baginda SAW sebagai Nabi dan Rasul yang terakhir tidak tergantikan. Tetapi, posisi Baginda yang lain, yaitu kepala negara yang bisa digantikan. Dan pengganti Baginda SAW adalah Khalifah, yang memerintah secara berkesinambungan, sehingga jumlahnya banyak.

Semuanya ini membuktikan, bahwa ajaran tentang negara jelas dinyatakan dalam nash, khususnya Sunnah, dengan istilah Khilafah (HR Ahmad dari Nu’man bin Basyir), dan pemangkunya disebut Khalifah (HR Bukhari dari Abu Hurairah). Karena itu, istilah Khilafah dan Khalifah adalah istilah syariah, yang digunakan oleh nash syariah, sebagaimana Shalat, Zakat, Jihad dan Haji, untuk menyebut negara dengan konteks dan konotasi yang khas. Konteks dan konotasi Khilafah itu tak lain adalah negara kaum Muslim di seluruh dunia yang dibangun berdasarkan akidah Islam, untuk menerapkan hukum-hukum syariah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. Negara kesatuan, bukan federasi maupun persemakmuran; bukan monarki, baik absolut maupun parlementer; bukan pula republik, baik presidensiil maupun parlementer; bukan pula demokrasi, teokrasi, autokrasi maupun diktator. Itulah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.

Tentang penggunaan istilah Negara Islam (ad-Daulah al-Islamiyyah), memang tidak pernah digunakan oleh Alquran dan Sunnah. Karena istilah Daulah adalah istilah baru, yang diambil dari khazanah di luar Islam. Awalnya istilah ini digunakan oleh para filosof Yunani Kuno, seperti Plato dan Aristoteles. Sementara umat Islam baru berinteraksi dengan filsafat Yunani, ketika mereka menaklukkan Mesir dan Syam pada zaman Umar bin al-Khatthab. Namun, istilah Daulah saat itu juga belum digunakan. Baru setelah buku-buku filsafat diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada zaman Khilafah Abbasiyah, mulailah istilah tersebut dikenal oleh kaum Muslim. Kata Daulah digunakan untuk menerjemahkan kata State, yang digunakan oleh Plato maupun Aristoteles dalam buku mereka.

Namun, karena istilah Daulah ini bisa misunderstanding, maka para ulama kaum Muslim ketika menggunakannya untuk menyebut Khilafah, mereka pun menggunakan kata Daulah dengan tambahan sifat Islamiyyah di belakangnya, sehingga mulailah kata ad-Daulah al-Islamiyyah digunakan untuk menyebut Khilafah. Ini bisa dilacak pada tulisan Ibn Qutaibah ad-Dainuri (w. 276 H), dalam kitabnya, al-Imamah wa as-Siyasah, yang ditulis pada pertengahan abad ke-3 Hijriyah. Boleh dikatakan, Ibn Qutaibahlah ulama yang pertama kali menggunakan istilah tersebut sebagai padanan dari istilah Khilafah.

Setelah itu, diikuti oleh Yaqut al-Hamawi (w. 626 H) dalam Mu’jam al-Buldan, Ibn Taimiyyah (w. 726 H) dalam Majmu’ al-Fatawa, Ibn Katsir (w. 774 H) dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, dan Ibn Khaldun (w. 808 H) dalam Muqaddimah dan Tarikh Ibn Khaldun. Inilah fakta normatif eksistensi Negara Islam atau Khilafah dalam khazanah klasik. Selain fakta normatif, juga ada fakta empiris yang telah membuktikan eksistensinya, baik dalam bentuk perundang-undangan yang pernah diterapkan pada zamannya, maupun peninggalan fisik yang hingga kini masih berdiri kokoh di negeri-negeri kaum Muslim.

Maka, sangat memalukan jika ada intelektual atau ulama yang menyatakan, bahwa Alquran dan Sunnah tidak pernah mengajarkan tentang Negara Islam. Pernyataan yang sebenarnya tidak akan mengurangi sedikit pun kelengkapan dan keagungan ajaran Islam. Sebaliknya, justru meruntuhkan kredibilitas mereka sebagai intelektual atau ulama. Wajar, jika karena alasan yang sama, Hai’ah Kibar Ulama’ al-Azhar di masa lalu telah mencabut seluruh gelar dan ijazah yang telah diberikan kepada Ali bin Abd ar-Raziq. Wallahu a’lam.