Sabtu, 26 Februari 2011

Sahabatku

Aku tahu mereka menangis untukku saat aku berusaha tampak tegar.
Aku tahu mereka berbahagia untukku saat aku berhasil dalam hal-hal kecil.
Aku tahu mereka menamparku saat aku salah.
Aku tahu mereka menjaga jalanku setiap saat agar aku tak terjatuh ke dalam kesalahan yang sama.
Tapi, aku baru tahu bahwa lebih dari itu ada sahabat yang memahamiku luar dan dalam.
Dan aku berterima kasih karena Tuhan telah memberikan orang-orang itu dalam hidupku.


UNTUK SAHABAT

untuk sahabat..
lupakah aku mengucapkan maaf ?
atau sekadar terima kasih
untuk yang berarti dalam hidupku
walau tak cukup banyak cerita untuk dikisahkan
tapi terlalu banyak permohonan tuk didoakan
dan mimpi-mimpi tuk diwujudkan
walau terbentang segala yang merintangi
kau dan aku, kita tetap satu
untuk sahabat..
bila wujudku tak lagi nyata
dan napasku tak lagi bersamamu
bila jasadku yang utuh telah melebur
dan ragaku telah hancur
bila waktuku terbatas sampai detik ini
dan ruangku tak sama denganmu
ingatlah aku, sahabat
karena dengan itu
kan kaulanjutkan hidupmu

Teruntuk kawan2 yang telah berhasil membangunkan saya dari tidur yang telah lama.
kawan2 yang luar biasa, saya mencintai kalian karena Allah.
mungkin kalian anggap saya terlalu berlebihan, tapi sungguh ungkapan cinta saya belum mampu menggambarkan jasa kalian ketika mampu menarik tangan saya dari kubangan keterpurukan.

teruntuk kawan2 E9, kalian terlampau spesial untuk diungkapkan.

Jumat, 25 Februari 2011

Saya dan Sudut Ruang Perpustakaan

Saya terkantuk-kantuk di salah satu sudut ruang perpustakaan kampus saya. Kelelahan, setelah seharian mendapatkan kuliah yang menjemukan. Belum juga deadline tugas besok yang belum terselesaikan. Dan pergelutan dengan tugas-tugas itu harus saya menangkan sore ini kalau tidak mau pak dosen meneriaki muka saya (lagi).

Saya tiba-tiba teringat akan teman-teman saya yang begitu semangatnya kuliah. Semangat mereka mengejar cita-cita yang mulia, sekedar lulus dan mendapat kerja, sampai mereka yang (sempat) terpaksa karena tuntutan orang tua. Saya kagum dengan semangat mereka.
Hehe. Dan saya tetap tidak perduli. Saya di bilang sebagai mahasiswa sok sibuk dengan hal-hal yang mereka bilang kuno, tidak prospek. Saya acuh saja dan saya selalu tersenyum.

“ Mereka belum tau, dan semoga Allah membuka hati mereka . Amin..“,pikir saya dalam hati.

Ya, aktivitas utama yang di lakukan Muhammad SAW dan para sahabatnya ini telah banyak menyita waktu saya. Waktu kuliah, waktu belajar, bermain, sampai waktu tidur saya. Saya prioritaskan sekarang, bukan tanpa alasan teman. Karena saya ingin berubah dan saya ingin menjadi salah satu manusia terbaik yang pernah di ciptakan Allah. Saya ingin berubah, ketika waktu saya dulu saya manfaatkan untuk dunia dan aksesorisnya. Sibuk kuliah, belajar, kerja, sampai pacar.

Karena hanya saya yang bisa mengubahnya, bahwa Allah telah menegaskan Dia tidak akan mengubah keadaan seseorang, selama orang tersebut tidak mau mengubah keadaan mereka sendiri. Dan saya ingin berubah, saya ingin meraih hidayah. Meraih?? Bukankah hidayah itu di turunkan oleh Allah? Bukankah hanya hak prerogatif Allah untuk memberikan hidayah pada hambanya? Tanya teman saya. Anda kurang tepat bro, jawab saya. Bahwa hidayah itu petunjuk, saudaraku. Dan bahwa petunjuk itu semua sudah ada, sudah tercetak, dan sudah berserakan di banyak tempat sekitar kita, adalah Al-Quran. Ya, Al-Quran itu lah petunjuknya. Petunjuk itu sudah berpijar, kebenaran itu sudah menyala terang benderang. Tinggal kita mau atau tidak mengambilnya, menggenggamnya.

Its just a choice men, ini hanya tentang sebuah piliahan men. Petunjuk atau tersesat, kebenaran atau kesalahan, SURGA atau NERAKA ??

Maka menurut saya (dan mungkin juga menurut anda), betapa bodohnya mereka yang memilih neraka, alias bodoh mereka yang memilih kesalahan, alias bodoh mereka yang memilih tersesat, alias bodohnya mereka yang tidak mengambil Al-Quran sebagai petunjuk dalam hidupnya.
Dan PETUNJUK itu telah menyebutkan, “ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah “ (Ali Imron:110), dan itu cita-cita saya. Menjadi salah satu manusia terbaik di muka bumi ini menyampaikan risalah Manusia Terbaik di Bumi. Berjuang seperti Bilal, “meludahi” harta dan wanita seperti Mush’ab bin Umair. Militan bak Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah. Dan lantang bagaikan Abdullah bin Mas’ud juga meyakini sesuatu yang tidak bisa di lihat mata seperti Muhammad al-fatih.

Ketika di akhirat sebuah janji telaga Kautsar yang lezat. Menjadi sosok yang para mujahid pun iri, ketika melihat terdapat mimbar-mimbar cahaya pada kami. Yang memiliki gelar ikhwani, yang derajatnya limapuluh kali para sahabat nabi. Saya mau, dan kamu juga pasti? Sebuah kesempatan yang hanya sekali, karena setelah mati saya tidak mungkin bisa kembali ke bumi.
Kantuk saya sudah hilang, ketika adzan ashar sudah berkumandang. Dan ternyata tugas saya belum tersentuh sama sekali. Haha.

Raih kebenaran yang telah berpijar di depanmu itu kawan, walaupun jalanmu terjal dan berbara. Karena hidup adalah nuansa, yang harus kita jalani dengan kebenaran yang sempurna.

Selasa, 22 Februari 2011

Cinta itu Apa?

terjagalah dari segala maksiat dari segala zina dan nafsu dunia yang sesat
disatukan dalam karunia yang suci bersama jiwa2 yang selalu haus akan ibadah dan penuh harga diri
ini bukan cerita cinderella, bukan juga patah arang cinta buta siti nurbaya
tak dapat diukur tapi bersama allah semua pasti akan teratur
dinyatakan dalam ketulusan dari mutiara ketakwaan yang sangat mendalam
bersemi dari pupuk akhlak yang hebat, berbuah dalam kesabaran dan ketekunan yang lebat
tidak, ini tidak akan di mengerti oleh hati yang penuh denagn dusta, yang buta oleh warna-warni dunia yang fana
ini hanya untuk mereka yang selalu ingin luruskan keteladanan bagi generasi berikutnya
keteladanan abadi dalam harum kesturi dan buah ibadah
dan menjadi manis seperti kurma di awal rembulan yang indah
untuk selalu berjalan dalam kesetiaan dan harapan
dan hanya mau mencium atas dasar kemurnian kita berkata cinta
karna bukan apa siapa dan bagaimana tapi luruskanlah dalam wangi surga
karna apa sebenarnya kita berani berkata cinta

Sabtu, 12 Februari 2011

Valentine ooh Valentine

14 Februari 2011, mendadak semua toko-toko dan mall ngepink semua. Rumah-rumah kado bejibun orang. boneka-boneka 'berserakan' di sudut-sudut kota. Cowok-cowok pada berubah romantis, buatin puisi, nyariin coklat atau bunga buat ceweknya. Mereka yang biasanya pelit buat sekedar beliin es krim pacarnya aja, untuk hari itu berani ngomong " hari ini mau minta apa yank? ". Mereka yang biasanya kalo disuruh gurunya bikin puisi aja paling males, tiba-tiba jadi Kahlil Gibran dadakan.

Karena apa? gak usah belaga gak taulah, ya itu tu gara-gara hari Valentine yang kata orang-orang hari kasih sayang.

Valentine’s Day dengan semua hiruk pikuknya sebenarnya nggak lepas dari arus utama Konspiratif yang mau ngehancurin ketauhidan kaya yang diajarin para penyampai Risallah sejak Adam a.s. hingga Muhammad SAW. Banyak sisi dari ‘hari istimewa’ itu yang pasti belum banyak elo ketahui. Banyak yang nyangka, umat Islam dilarang ngikutin ritual ini cuma karena bersumber dari ritual kaum Nasrani. Ini nggak salah, Cuma ada yang kurang. Gereja Katolik pun pernah ngeluarin fatwa larangan umatnya buat ikut-ikutan Valentine’s Day. Bahkan Katolik Ensiklopedia menyatakan ritual Valentine’s Day berasal dari ritual pemujaan terhadap setan (The Satanic Ritual) dan paganisme. Nahh lo?

Bukan cuma, daya eksplosif Valentine’s Day juga dahsyat(ngalah2in ledakan bom atom hiroshima-nagasaki), terutama dari sisi akidah dan moral. Sasaran utama penghancuran ini tentu saja elo2 itu, generasi muda.

Nahh sekarang kita analisis satu persatu. Yang pertama sekarang kita dikit ngomingin bahasa bule. Dalam bahasa Inggris, “Kasih Sayang” ditulis sebagai “Affection”, bukan “Love”. Ada perbedaan mendasar antara istilah Affection ama Love. “Affection” lebih dekat ama perasaan atau curahan hati, bersifat kejiwaan yang halus dan indah, kalo “Love”, lebih dekat dengan tindakan yang ngarah pada kegiatan atau aktivitas seksual. Mungkin sebab itu juga, hubungan seksual disebut “Making Love”. Hmm

Nah, dengan pemahaman itu, Valentine’s Day sebenarnya nggak tepat kalo diartikan sebagai “Hari Kasih Sayang”. Karena peristiwa yang terjadi berabad tahun silam, yang sekarang diperingati Hari Valentine, berawal dari suatu peristiwa yang lebih tepat disebut pesta kemaksiatan (Making Love Party) ketimbang Pesta Kasih Sayang. Peristiwa itu merupakan suatu ritual bagi bangsa Pagan Roma yang dinamakan Lupercalian Festival.

Dalam kepercayaan Pagan Roma, bulan Februari dianggap bulan penuh “cinta” (Love, bukan affection) dan bulan kesuburan (baca: masa birahi atau syahwat). Lupercalian Atau Lupercus sendiri adalah nama Dewa Kesuburan (Dewa Pertanian dan Gembala), yang dipercaya berwujud seorang lelaki perkasa dan berpakaian setengah telanjang dengan hanya menutupi tubuhnya dengan kulit kambing, ihh. Mitologi mengenai Lupercus terkait erat dengan kisah Remus dan Romulus yang tinggal di bukit Palatine dan diyakini kisahnya mengawali pembangunan Kota Roma.

Selain Roma, kepercayaan Pagan Yunani Kuno juga meyakini bulan Februari—tepatnya pertengahan Januari dan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari—merupakan bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada perkawinan suci Dewa Zeus dan Hera. Baik kepercayaan Pagan Roma maupun Pagan Yunani, keduanya meyakini bahwa Februari merupakan bulan penuh gairah dan cinta (baca: syahwat).

Wahh, bener-bener. Kalo gitu nih valentine days udah keliatan banget GEJEnya bro. Bukan cuma Islam aja yang nggak ngakuin ini sebagai hari istimewa, eh kaum nashrani juga sempet nggak ngakuin hari valentine. Faktanya malah valentine day adalah ritual kaum pagan buat nyembah setan di festival Lupercalian, ahh kalo gue ogah banget!!

 

 

 

Festival Lupercalian? Makanan apa itu?

Lupercalia? Makanan apa ini? Mungkin ini kata yang asing ya buat telinga elo? Tapi ini ni awal mula adanya valentine day. Lupercalia Festival adalah sebuah perayaan yang berlangsung tanggal 13 hingga 18 Februari, dan tanggal 15 Februari adalah puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Pada tanggal 13-nya, di pagi hari, pendeta tertinggi pagan Roma menghimpun para pemuda dan pemudi untuk mendatangi kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil. Satu lembaran kecil hanya boleh berisi satu nama. Lembaran-lembaran yang berisi nama-nama perempuan muda itu lalu dimasukkan kedalam wadah mirip kendi besar, atau ada juga yang menyebutnya di masukan ke dalam wadah mirip botol besar.

Setelah itu, sang pendeta yang mimpin upacara mempersilakan para pemuda maju satu persatu untuk mengambil satu nama gadis yang telah berada di dalam wadah secara acak, hingga wadah tersebut kosong. Setiap nama gadis yang terambil, maka sang empunya nama harus menjadi kekasih pemuda yang mengambilnya dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan sang pemuda tersebut selama setahun hingga Lupercalian Festival tahun depan. Nahh lo, kaya konyak jodoh yang di tipi2 aja ??

Hmm, kemudian tanpa ikatan perkawinan, mereka bebas berbuat apa saja. Dan malam pertama di hari itu, malam menjelang 14 Februari hingga malam menjelang 15 Februari, di seluruh kota, para pasangan baru itu merayakan apa yang kini terlanjur disebut sebagai ‘Hari Kasih Sayang’. Suatu istilah yang benar-benar keliru dan lebih tepat disebut sebagai ‘Making Love Day’ alias malam free sex alias Malam Kemaksiatan.

Pada tanggal 15 Februari, setelah sehari penuh para pasangan baru itu mengumbar syahwatnya, mereka secara berpasang-pasangan kembali mendatangi kuil pemujaan untuk memanjatkan doa kepada Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara ini, pendeta pagan Roma akan membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yang kemudian disembelih diatas altar sebagai persembahan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus. Persembahan ini kemudian diikuti dengan ritual meminum anggur.

Setelah itu, para pemuda mengambil satu lembar kulit kambing yang telah tersedia dan berlari di jalan-jalan kota sambil diikuti oleh para gadis. Jalan-jalan kota Roma meriah oleh teriakan dan canda-tawa para muda-mudi, di mana yang perempuan berlomba-lomba mendapatkan sentuhan kulit kambing terbanyak dan yang pria berlomba-lomba menyentuh gadis sebanyak-banyaknya.

Para perempuan Romawi kuno di zaman itu sangat percaya bahwa kulit kambing yang dipersembahkan kepada Dewa Lupercus tersebut memiliki daya magis yang luar biasa, yang mampu membuat mereka bertambah subur, bertambah muda, dan bertambah cantik. Semakin banyak mereka bisa menyentuh kulit kambing tersebut maka mereka yakin akan bertambah cantik dan subur.

Upacara yang sangat dinanti-nantikan orang-orang muda di Roma ini menjadi salah satu perayaan favorit. Hal ini tidak aneh mengingat kehidupan masyarakat Pagan Roma memang sangat menuhankan keperkasaan (kejantanan), kecantikan, dan seks. Bahkan para Dewa dan Dewi—tuhan mereka—digambarkan sebagai sosok lelaki perkasa dan perempuan yang cantik nan menawan, dengan pakaian yang minim bahkan telanjang sama sekali. Bangsa Roma memang sangat memuja kesempurnaan raga. Banyak literatur menulis tentang tradisi Pagan Roma tersebut. Sampai sekarang, pusat-pusat kebugaran yang menjadi salah satu ‘tren orang modern’ disebut sebagai Gymnasium atau disingkat Gym saja, yang berasal dari istilah Roma yang mengacu pada tempat olah tubuh.

Tradisi pemujaan terhadap keperkasaan dan kecantikan ini, dan tentunya semuanya bermuara pada pendewaan terhadap syahwat, tidak menghilang saat Roma dijadikan pusat Gereja Barat oleh Kaisar Konstantin. Gereja malah melanggengkan ritual pesta syahwat ini dengan memberinya ‘bungkus kekristenan’ dengan mengganti nama-nama gadis dan para pemuda dengan nama-nama Paus atau Pastor atau orang-orang suci seperti Santo atau Saint (laki-laki) atau Santa (Perempuan). Mereka yang melakukan ini adalah Kaisar Konstantin sebagai Paus pertama dan Paus Gregory I. Bahkan pada tahun 496 M, Paus Gelasius I menjadikan Lupercalian Festival ini menjadi perayaan Gereja dengan memunculkan mitos tentang Santo Valentinus (Saint Valentine’s) yang dikatakan meninggal pada 14 Februari.

Inilah apa yang sekarang kita kenal sebagai ‘The Valentine’s Day’. Lupercalian Festival yang sesungguhnya lebih tepat disebut sebagai ‘Making Love Day, merupakan asal-muasal peringatan ini. Oleh sejumlah pihak yang ingin mendapat keuntungan dari ritual tersebut dan eksesnya, momentum itu disebut sebagai ‘Hari Kasih Sayang’, sesuatu yang sangat jauh dan beda esensinya.

Hmm, gitu men ceritanya. Ngeri kan?? Makanya elo jangan bego2 amat dah dengan ikut-ikutan budaya gak jelas kaya Valentine day barusan. Jadi nggak ada hubungannya valentine day ama kasih sayang. Yang ada malah valentine day itu simbol hari kemaksiatan. Apalagi hubungan valentine ama coklat atau warna pink, jauh panggang dari ayam dah.

Sudahlah, urungkan niat elo buat ngerayain valentine. Buang coklat2, bunga2 yang udah elo siapin buat pacar elo. Ato lebih baik kalo elo putusin sekalian pacar elo. Hhee. Yang pasti-pasti aja dah, Allah ngelarang kita mendekati maksiat, kaya pacaran juga. Dan sesuatu yang kita awali dengan melanggar perintah Allah pasti akhirnya buruk men, percaya dehh !!

 Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah [2]: 120).

Maka dari itu, mari hari ini kita TOLAK HARI VALENTINE !!



 

11 Februari 2011

07:00 – 09:00 D2. Lantai 2. FIP-UM

Ada kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia mulai jam 7 pagi. Pak dosen yang sedari awal jam sudah bicara banyak sekali, membuat saya ngantuk. Problem mata yang selalu saja turun ke perut saya. Lapar. Memang sedari pagi belum sarapan, dan mau gimana lagi, sayapun sudah tidak konsentrasi lagi dengan pelajaran bapak. Maaf bapak :D
Kesempatan datang, ketika si bapak keluar kelas. Saya mengikuti dari belakang. Kebetulan sekali pintu kelas saya dekat dengan pintu lift. Saya keluar. Dan dengan cepatnya memencet pintu lift. Membuka. dan saya masuk lift. Saya pencet lagi. Menutup. Hufftt .. aman. Saya turun dengan lift sampai lantai dasar. Maaf lagi bapak :D
Kabur. Dan mungkin hanya saya dari mahasiswa sekelas saya yang berani melakukan hal seperti ini.
Tujuan saya “kantin fakultas”.
Singkat cerita saya makan. Selesai. Kembali kekelas. Dan ternyata bapak dosen sudah pulang, teman-teman hampir pulang. Saya ambil tas saya. Cengengesan di depan teman-teman yang bertanya, “ ko endi kon bel ?? “

09:00 – 11:00



Saya keluar gedung D2. Tolah-toleh. Ternyata teman-teman sudah balik.
Akhirnya saya juga balik ke markas temen-temen seperjuangan saya, di sebuah sekret di dekat masjid. Wallah, sudah nampak sibuk pula aktivitas di sekret itu. Seminggu lagi memang akan ada talk show Campus Social Responsibillity yang diadakan temen-temen. Semoga bisa menyadarkan banyak orang.
Dan saya punya amanah sendiri hari itu. Aktivitas yang sekarang lebih saya sukai daripada kuliah. Hhee. Saya mencetak opini selebaran, khusus untuk para jamaah sholat jumat.
Alhamdulillah rampung.

11:00 – 12:30

Saya mandi dan berbenah diri.
Baju terbaik dan terrapi.
Wewangian yang tak saya lupakan.
Khusus menghadap Sang Maha Baik hari itu.
Adzan telah berkumandang dan khotib sudah di mimbar.
Saya menghadapNya.
Berharap kekhusyukan yang murni.

Ikan Aja Mati Kalo di Taruh di Tanah

Kota malang yang dingin membiasakan saya untuk mencari kehangatan. Nyewa villa di kota batu, trus nginep beberapa malam sama kodew malang, itu buat kalian yang punya pikiran ngeres mulu, hhaa.
Kehangatan untuk saya adalah secangkir kopi panas hitam manis. Cukup? Belum, sebelum di kancani gorengan-gorengan hangat. Lengkap? Belum, kalo belinya belum di warung pinggiran trotoar kota malang. Dan itu menjadi kebiasaan bagi saya.
Malam itu seperti biasanya, saya sudah stanby di sebuah pojok warung yang biasanya saya datangi. Menunggu kopi pesanan saya. Tak perlu menunggu lama, kopi pesanan saya datang. Nikmat, saya mulai menyeruputnya sedikit demi sedikit, tiba-tiba ..

“ Lho?? Kok dibuang ikannya?? Nanti mati loh lee .. “
“ kenapa kok bisa mati yah ikannya ? “ polos sekali
“ ya karena ikan hidupnya di air, nggak di darat “
“ kenapa nggak bisa hidup di darat ? “
“ ya karena ikan habitatnya di air lee .. “
“ habitat itu apa yah ? “ wajah bingung
“ hmmm ... gimana ya ayah jelasinnya ? ya pokoknya ikan hidupnya di air, kalo di darat ikannya bisa mati. Kalo ikannya di darat nggak mati itu ikan aneh, atao jangan-jangan bukan ikan itu lee “
“ jadi nggak boleh ya yah ikannya di taruh di tanah ? “
“ ya nggak boleh, nanti kasihan kalo ikannya mati. Udah sini-sini masukkin ke kantong lagi “ kata si ayah yang wajahnya mirip anggota dewan yang sering masuk tipi itu.
Ayah dan anaknya itu berlalu, tanpa menghiraukan saya yang dari tadi senyum-senyum mendengarkan mereka. 
Dan kopi ini masih terlalu nikmat, ketika saya jadi teringat dengan kondisi saudara-saudara saya. Saudara seakidah tepatnya. Ya mereka(nggak semua juga sih) aneh, kaya ungkapan tentang ikan yang di lemparin ketanah tapi gk mati tadi, hhee. Kok? Ya iyalah, kita ini muslim yang percaya kalo kita dari allah dan akan kembali ke Allah maka bisa dipastikan kalau pastinya habitat kita adalah aturan Allah alias syariat, dan padahal syariah islam itu sekarang tidak diterapkan. Ups.. bingung juga ya apa itu habitat? Saya jelaskan, mengutip ucapan mbah wikipedia, habitat itu adalah adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak. Intinya, habitat adalah lingkungan yang sesuai dengan potensi makhluk hidup tertentu. Jadi pantas kalau kita bisa di bilang aneh, atau malah dipertanyakan keislaman kita atau jangan-jangan kita bukan muslim beneran, kalo kita tenang aja di tengah-tengah keadaan tidak di pakenya syariat di aturan kita. Nahh loo ..

Jadi seharusnya jika kita muslim yang normal maka minimal kita ini punya perasaan gelisah dengan sistem sekuler-demokrasi yang diterapkan sekarang ini. Gimana nggak, wong demokrasi itu menghegemoni paksa kewajiban manusia yang harusnya nurut aturan Allah, ehh malah ama demokrasi kita di paksa nurut aturan buatan manusia, udah menyengsarakan dosa lagi.
Nahh lo, belum percaya? Pelototin aja ketika riba di bolehin dengan adanya bank-bank konvensional dengan bunga-bunga pinjamannya, padahal Allah udah negasin kita boleh jula beli tapi gk boleh ngambil riba. Zina, elu tau gang dolly? Sarkem? Dan teman2nya, mereka di legalkan untuk jadi lokalisasi pelacuran alias zina, nahh lo.. kurang parah gimana coba? Belum lagi yg namanya ham. Sakarepku.. urusanku.. sopo kon ??.. bebas berekspresi, bebas berkarya, jluntrungannya ntar bebas telanjang.. hmm ..
Ketika semua sudah rusak, berantakan, pintu neraka terbuka lebar maka sebagai muslim yang normal, yang masih percaya bahwa Allah yang berhak nyelup kita ke neraka dan berkuasa mau ngapain diri kita, maka minimal kita ini sedih, kalo bisa nangis waktu ngeliat keadaan sekarang ini.. Alhamdulillah kalau yang ikut ngelawan, dan itu sebaik-baik tindakan. Ngelawan sampai revolusi yang di janjikan The Best Makhluk Allah SAW datang, yaitu kembalinya negara khilafah yang sesuai dengan petunjuk beliau.
Karena hidup ini tidak akan mulia tanpa islam, islam tidak akan sempurna tanpa syariat, dan syariat tidak akan bisa ditegakkan tanpa daulah khilafah.
Dan hawa dingin malang semakin menjadi-jadi, kopi di gelas saya juga semakin turun permukaannya. Biasa saja. Pukul 02:00. Sudah waktunya pulang, mempersiapkan untuk ngampus besok.

[@angkringan last night]