Senin, 18 Juli 2011

HAMnya Sukardi

Ditengah ocehan dosennya yang ngomong tentang HAM, Kardi malah ngantuk. Matanya sembab , lengket seperti di lem castol warna kuning-kuning. Tadi malam dia ngelembur nonton film Butterfly Efect yang baru dia bajak di internet.

Di tengah-tengah keseriusan teman-temannya memperhatikan pelajaran dari dosennya, Kardi malah sibuk mencari posisi tidur yang enak agar tidak ketahuan dosennya itu.

Teman-temannya geleng2 kepala melihat tingkah Kardi yang nyeleneh itu. Mereka tertawa. hehe

Ibu Dosen yang udah punya gelar profesor itu dicuekin Kardi. Kardi melulu menguap. Sang dosen pun mengencangkan suara, dia bilang:

“ manusia itu memiliki Hak berdiri sendiri, hak kebebasan. Hak yang diseb
ut hak asasi manusia, yang di lindungi oleh PBB. Bla bla bla ... “

Hoah , ngantuk ..

“ manusia berhak melakukan apa saja. Misalnya berhak berpendapat, berhak mengapresiasikan seni, berhak memilih keyakinan agama. Blu ble blu ble ....

Hoahhhhmm ..

“ dan kebenaran itu bentuknya relatif. Tergantung dimana tempatnya. S
esuatu yang benar di afrika belum tentu benar di indonesia, juga sebaliknya. Dan kita tidak bisa memaksakan sesuatu yang kita anggap benar. Selama sesuatu itu bermanfaat di suatu tempat, maka hal itu bisa disebut kebenaran . blah bleh blah bleh ... “

Hoooooaaaahhh ...

“ demikiann juga dalam beragama, kita tidak boleh menganggap agama kita paling benar karena sekali lagi kebenaran itu relatif. Dan kita harus menjunjung tinggi pluralisme. Kitap
un juga tidak bisa menyalahkan orang yg keluar dari agamanya, karena itu hak mereka yang tidak bisa diikat. Kita harus menghormati pilihan mereka, karena agam kita adalah agam kita dan agama mereka adalah agama mereka. Blueh blueh blueh blueh ...”

Hooooooaaaaahhhmmm , ngantuuukk ..

Semua adalah relatif (All is relative) merupakan slogan generasi zaman postmodern di barat. Ia bagaikan firman tanpa tuhan, dan sabda tanpa nabi. Ia menyerupai undang-undang, tapi tanpa penguasa. Slogan itu memang enak didengar dan menjanjikan kenikmatan syahwat manusia. Baik buruk, salah benar, porno tidak porno, sopan tidak sopan, bahkan dosa tidak dosa adalah nisbi belaka. Artinya tergantung siapa yang menilainya.

Kalau kita mau jujur, Slogan relativisme ini sebenarnya lahir dari kebencian. Kebencian pemikir barat modern terhadap agama. Benci terhadap sesuatu yang mutlak dan mengikat. Generasi postmodernis pun mewarisi kebencian ini. Tapi semua o
rang tau, kebencian tidak pernah bisa menghasilkan kearifan dan kebenaran. Bahkan persahabatan dan persaudaraan tidak selalu bisa berkompromi dengan kebenaran. Aristoteles rela memilih kebenaran dari pada persahabatan.

Bukan hanya itu “semua adalah relatif” kemudian menjadi sebuah kerangka berfikir. “berfikirlah yang benar, tapi jangan merasa benar,” sebab kebenaran itu relative. jangan terlalu lantang berbicara tentang kebenaran, dan jangan menegur kesalahan,” kerena kebenaran adalah relative . “benar bagi anda belum tentu benar bagi kami,” semua dalah relatif.

Kerangka berfikir yang demikian itu disempurnakan oleh filosof paling "ngawur' dalam abad modern Nietzsche. Dengan gagasan nihilisme dan relativisme itu, filosof yang di akhir hidupnya gila itu telah menggemparkan dan menjungkirbalikan dunia intelektual dan spiritual
. Tak terpungkiri para cendikiawan, intelektual, dan mahasiswa muslim terpengaruh dan teracuni oleh pemikiran ngawurnya itu. Tak sampai disitu saja, mereka bahkan memposisikan nietzsche sebagi idola baru, nabi baru yang membawa ajaran/agama baru.


Lama-lama dosen Kardi pun geram dengan tingkah Kardi yan
g seenaknya sendiri. Sudah sejam lamanya ocehan dosen itu di tanggapi dengan uapan Kardi yang hampir menelan seisi kelas. Dengan nada marah dosen itu pun berkata:

“ KARDI ..!! dari tadi saya lihat kamu ngantuk terus? Ayoo coba kamu tanggapi apa yang sudah saya jelaskan tadi !!
Teman-teman sekelas Kardi tertawa. Haha

Dengan mata yang masih setengah terbuka Kardi nyeletuk.

“ Bu, kalo suatu hari anak perempuan ibu telanjang, kemudian dia nari-na
ri di tengah jalan sambil nyanyi. Menurut dia itu adalah bentuk apresiasi seni, dan itu adalah hak dia. Ketika ibu menegur dan memarahinya, anak itu ibu itu menjawab: ini hak saya bu, ibu tidak berhak mengikatnya. Kalau ibu melarang saya mengaprsiasikan seni berarti ibu melanggar ham. Gimana menurut ibu? “

Ibu dosen bengong.

Teman-teman Kardi plonga-plongo (bengong dan saling memandang 1 sama lain). Kemudian mereka tertawa lirih. Qieqie


Kemana HAM dan kebebasan ketika terjadi ini ..



Dan ini ..



Dan banyak lagi ..

di Sunting dari tulisan seorang kawan, Wak Hadi
Oleh: Sukardi

Jumat, 15 Juli 2011

Cerita oleh ideologicalRose

Teringat dulu ketika terakhir saya berkencan dengan pacar saya. Ketika itu saya menganggap seperti inilah cinta. Cinta yang selalu menuntut untuk diungkapkan. Cinta yang darinya selalu membutuhkan implementasi yang nyata.

Teman saya mengatakan bahwa cinta itu tak hanya diam. Kecenderungan yang muncul dari setiap hati manusia itu membutuhkan penyaluran. Penyaluran agar pemiliknya dapat menikmati keindahan yang terpancar olehnya.

Sepasang kekasih, memandang bahwa pasangannya adalah manusia terbaik di muka bumi ini. Puisi mereka puisi paling romantis. Lagu-lagu mereka lagu-lagu paling merdu. Makan malam mereka, dansa mereka, adalah suatu yang paling indah. Hati mereka berbunga-bunga, pipi mereka merona, dan mata mereka berbinar ketika mereka berdua bersama.

Dua tahun lalu terakhir kali saya mampu mengungkapkan cinta saya pada seorang perempuan, ketika itu pacar saya. Puisi kami paling romantisa, dinner kami paling indah. Dan dunia hanya milik kami berdua. Sungguh sekarang bukannya saya tidak mampu mengungkapan cinta, tapi lebih mendasar dari itu. Bahwa pemikiran saya tentang cinta sudah banyak berubah.

Bahwa cinta itu tetap suatu yang sakral bagi saya. Cinta adalah suatu yang perlu di jaga, di dalam hati. Dan perlu penjagaan yang sangat kuat agar cinta bisa di gunakan dengan sebaik cara.

Cinta di gunakan dengan sebaik cara? Seperti apa itu? Disekitar kita, sadar atau tidak sangat banyak penggunaan cinta yang tidak dengan sebaiknya, walaupun bagi para pelakunya itu merupakan hal yang lumrah. Mereka lupa hakikat kesucian cinta, dan mereka lupa untuk apa sebenarnya cinta di ciptakan Sang Pencipta.

Mereka lalai hingga rela di butakan, di butakan oleh cinta. Mereka terbuai, dengan pembenaran atas nama cinta. Tidak usahlah saya menyebutkan dengan detail contohnya, saya yakin teman2 lebih sering melihatnya. Ya, mereka yang melakukan sentuhan, ciuman, bahkan sampai hubungan tubuh intim, mereka lakukan dengan pembenaran atas nama cinta. Pembenaran bahwa cinta mampu menghalalkan ketika sepasang kekasih mau melakukannya.

Bagi saya petunjuk dalam hidup ini sudah jelas, yaitu apa yang diturunkan sang pencipta. Entah yang merupakan firmanNya atau perbuatan yang di contohkan utusanNya. Demikian juga dengan cinta, saya sudah menemukan jawabannya.

Dalam islam tak ada namanya penyaluran cinta ketika cinta itu masih haram untuk di salurkan. Disinilah islam menghormati kesakralan cinta. Cinta harus memiliki ikatan suci terlebih dahulu ketika pemiliknya hendak menikmatinya, yaitu ikatan pernikahan.

terjagalah dari segala maksiat dari segala zina dan nafsu dunia yang sesat
disatukan dalam karunia yang suci bersama jiwa2 yang selalu haus akan ibadah dan penuh harga diri
ini bukan cerita cinderella, bukan juga patah arang cinta buta siti nurbaya
tak dapat diukur tapi bersama allah semua pasti akan teratur
dinyatakan dalam ketulusan dari mutiara ketakwaan yang sangat mendalam
bersemi dari pupuk akhlak yang hebat, berbuah dalam kesabaran dan ketekunan yang lebat
tidak, ini tidak akan di mengerti oleh hati yang penuh denagn dusta, yang buta oleh warna-warni dunia yang fana
ini hanya untuk mereka yang selalu ingin luruskan keteladanan bagi generasi berikutnya
keteladanan abadi dalam harum kesturi dan buah ibadah
dan menjadi manis seperti kurma di awal rembulan yang indah
untuk selalu berjalan dalam kesetiaan dan harapan
dan hanya mau mencium atas dasar kemurnian kita berkata cinta
karna bukan apa siapa dan bagaimana tapi luruskanlah dalam wangi surga
karna apa sebenarnya kita berani berkata cinta


dan saya memilih tetap menyimpan cinta saya dan memberikan pada yang berhak kelak.

ideologicalRose di ilhami dari puisi seorang sahabat di atas . silahkan berkontemplasi sendiri ^^


Selasa, 12 Juli 2011

Che dan Revolusi Islam


‘Bagaimana aku bisa menjadi aku yang sekarang ini?’

‘Aku percaya pada persamaan hak’

‘Dan aku bersedia mati’

‘Untuk memegang senjata, dan menarik pelatuknya untuk yang aku yakini’ (Ernesto Guevara, Tokoh Sosialis Komunis, dokter muda dari Argentina. Pejuang Ideologi Sosialis-Komunis Negara Kuba).

Ada sebuah pelajaran menarik dari seorang tokoh Komunis yang memiliki Visi, melakukan Revolusi di Negara Kuba. Dokter muda yang lahir di Argentina yang saat itu ditawan oleh resim Batista, karena berontak dan berusaha menggulingkan kekuasaannya. Pernyataan itu ia katakan saat berada di dalam penjara yang pengap dan jauh dari cahaya. Akan tetapi ia melihat dari situlah awal mula Revolusi bergulir.

Ini adalah sepenggal cuplikan dari film ‘CHE, A REVOLUTIONARY LIFE’ garapan Steven Soderbergh. Saya bukan bermaksud untuk mengajari kawan-kawan mengikuti perjuangan yang ia lakukan, dan bukan pula saya pengagum CHE. Akan tetapi, saya bermaksud untuk menggambarkan bagaimana sosok pejuang Ideologi Sosialis itu. Petikan percakapan yang diperankan oleh ‘Benicio Del Toro’ itu memperlihatkan bagaimana pemikiran yang mengkristal di dalam pribadi Ernesto Guevara.

Lihatlah kawan, bagaimana ia begitu yakin dengan apa yang ia perjuangkan. Hingga ia bersedia meregang nyawa sekalipun demi terwujudnya cita-cita besarnya. Ia sangat membenci Amerika seperti halnya kawan-kawan. Ia berjuang dengan segenap tenaga dan peluru yang ia pegang dengan tanpa meninggalkannya walaupun sebentar saja, yaitu senjata.

Revolusi Merah, begitu julukan bagi Revolusi Sosialis, memperkenalkan padanya, ‘Hari ini engkau akan ditembak, atau engkau mengangkat senjata dan melawan!’ ‘Senjata adalah membunuh atau dibunuh.’ Perjuangan untuk melakukan Revolusi yang nantinya berakhir dengan kemenangan, membutuhkan para pelaku. Ia mengatakan, ‘Revolusi ini akan aku kobarkan. Akulah yang akan memimpinnya.’ Lantas ia melanjutkan perkataannya dan berharap kepada kawan-kawan yang lainnya, ‘Jangan berhenti lakukan Revolusi karena aku..Revolusi dibuat oleh satu orang dan satu lagi lalu satu lagi..’

Kawan, begitu ia sangat yakin jika kawan-kawan yang lain akan mendukung dan berkorban bersama dengannya. Revolusi dimulai oleh satu orang dan diikuti oleh satu dari yang lain dan terus memperbanyak diri. Demikian yang dilakukan oleh tokoh Komunis yang dikenal dengan nama Che Guevara. Yang hobi memakai topi berlambangkan bintang, dengan baju ala militer dan berjambang lebat. Komandan Guevara, begitu prajurit menyebutnya. Komandan yang disukai karena kebijakan dan pemikirannya. Sangat membenci perbudakan. Gerilya menjadi jalan perjuangannya. ‘Menurutmu, kemana arah perjuangan ini?’ prajurit bertanya. ‘Kemenangan!’ Komandan menjawab.‘Setelah itu?’ bertanya lagi. ‘Tak akan mudah.’ Jelasnya.

Ia katakan kepada prajuritnya, ini adalah sistem keadilan oleh rakyat dan untuk rakyat, tidak boleh mengambil barang milik rakyat. Kita harus melindunginya. Kita teruskan pertempuran ini tanpa mengorbankan harta rakyat, kita tak boleh mengambil harta mereka. Ia mengakhiri perbincangan itu dengan kalimat, ‘Aku akan diragukan sebagai pelaku Revolusi, jika aku meninggalkan tugas Revolusiku.’

2 Januari 1959 Jendral Batista melarikan diri dan para pemberontak mengambil alih. Che Guevara berhasil merealisasikan Visinya, Revolusi Negara Kuba.

Sahabat sekalian para pejuang syari’ah yang istiqomah dalam dakwah.Jika tokoh Sosialis saja demikian gigihnya memperjuangkan ideologinya, bagaimana dengan Anda pejuang Ideologi Islam—yang tak diragukan lagi kebenarannya. Bukankah Che Guevara manusia, kita juga manusia..? Bukankah Umar bin Khaththab manusia, kita juga manusia…? Bukankah Muhammad Al-Fatih manusia, kita juga manusia…? Jikalau mereka makan, kita pun makan. Jika mereka punya tangan, kita pun punya tangan. Kaki mereka dua, kita juga dua. Mereka bisa tertawa, kita juga bisa tertawa. Mereka bisa marah, kita juga bisa marah. Mereka punya otak, kita juga punya.. Jika mereka mampu mengubah dunia…., mengapa kita tidak? Jika mereka mampu menggoncang dunia, mengapa kita tidak? Lantas, apa yang membedakan kita dengan mereka? Jawabannya adalah: Kristalisasi Ideologi dan memaksimalkan potensi. Ideologi telah mengkristal dalam otak mereka, menyatu dalam darah yang mengalir deras dalam tubuhnya. Mereka telah menggunakan potensi yang dimilikinya, kita belum! Barangkali baru 1 % dari potensi yang kita miliki—yang benar-benar telah kita gunakan. Einstein baru menggunakan 10% dari otaknya. Ingatlah Jiwa-Jiwa Penggerak Revolusi Islam, cukuplah apa yang dikatakan oleh Allah SAW dalam firmanNya: “‘Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh kepada yang ma’ruf dan kamu mencegah dari yang munkar, dan kamu beriman kepada Allah” (TQS. Ali Imran: 110) (Oleh Prio Agung Wicaksono, Mahasiswa STEI Hamfara Yogyakarta dan aktivis Dakwah Kampus DIY)

Senin, 11 Juli 2011

Sandal Jepit gue


sandal jepit gue ini sudah jelek sekali . lusuh . kumel . dekil . talinya warna ijo . merk SWALLOW . harganya ceban . dulu yang gue beli 3 taun lalu warnanya masih putih . sekarang sudah krem kecoklat2an . dulu yang masih tebel se tebel ibu jari gue . sekarang tinggal setebel buku tulis adek gue yang harganya seribuan .

maklumlah , gmana lagi ? tu sandal gue pake tiap ke kamar mandi , tiap hari . jadi tiap hari tu sandal ketemunya air sama lumut . jadi mungkin itu yang bikin tu warna sandal jadi surem . belum lagi kalo pas kena kencing gue . aiihhh ..

gue sayang ama tu sandal , soalnya dia nyaman di kaki gue , empuk . walaupun sekarang gak se empuk dulu .

banyak pengalaman gue ama tu sandal . dari yang nginjek tai ayam , kena paku . pernah juga nemenenin gue jalan dorong motor pas motor gue bannya kempes , sampe tali tu sandal lepas (tapi masih bisa gue benerin kok :D)

sampek sekarang belum kepikiran gue pengen beli sandal yang baru , cintrong dah pokoknya .
dulu pernah waktu di pasar , ada rame-rame . eh , gue liat ternyata orang-orang pada nguber jambret yang ketahuan . tu jambret larinya kenceng banget , orang-orang di pasar pada nggak ada yang bisa nangkep . secara waktu itu jiwa kepahlawanan gue lagi tinggi (gue kan waktu SMA masuk tim voli: nyambung apah ?)

gue timpuk tu jambret yang lari di depan muka gue . jarak 10 meter , udah gue presesiin arah lemparan gue . Wuuuuurrrr ... gue lempar nih sandal .. bakal kena kepala si jambret nih , pikir gue ..!!

nahh looo .. ternyata nyrempet aja kagak !! wadaahhh .. payah nih .. yang ada tu sandal masuk ke warung tukang dawet depan gue . malu banget gue ..

mati nih . gue mau kabur aja , malunya nggak ketulungan soalnya . belum lagi tu yang punya warung dawet pasti marah .. pikir gue .

tapi gimana juga ? gue udah terlanjur sayang ama tu sandal . dia setia banget ama gue , masa gini aja gue mau ninggalin dia . kesetiaan gue dipertaruhin disini (lebay parah).

setelah menata hati dan keberanian sedemikian rupa , gue nekat masuk ke warung itu .

" maaf buk , mau ngambil sandal yang barusan masuk .. hhee " tampang gue cengengesan .

" oiya ini mas .. mas saya sebenernya tau tu jepit udah jelek banget . kalo emang mau di buang ya dibuang dua2nya to mas , biar kalo ada yang mau nemu yang nemu itu nggak bingung nyari pasangannyya . lagian ibuk juga gak yakin ada yang mau nemu jepit mas itu " jawab si ibuk penjual dawet sambil ketawa .

" hhheee .. iya buk " jawab gue .

parah dahh .. malu banget . gakpapalah demi sandal kesayangan gue . . toh awalnya niat gue baek (nangkep jambret) , pasti Allah udah nyatet jadi amal kebaikan gue . Allah gak liat hasilnya , Allah liat niat dan usaha kita . hoorrraaayyy ..

ini juga bukti kesetiaan gue ama dia . soalnya dia juga pernah buktiin setianya ama gue . dulu waktu gue pake tu sandal ke masjid buat sholat jamaah , pas pulangnya gue liat tu sandal gak ada di tempatnya . Wallah .. ada yang ngembat nih (pikir gue) ..

sedih rasanya . tapi mau gmana lagi , nggak bisa di cari juga . padahal gue gak nyangka da yang mau ama tu sandal . hmm , gue doain aja yabg nyuri cepet tobat , dan kalo misal dia punya sakit mata cepet disembuhkan sama Allah .

nahh , selang dua hari waktu gue berangkat lagi ke masjid tu sandal nongol lagi di halaman masjid itu . kaget campur seneng capur terharu , jadi satu waktu itu . ini buktinya tu sandal setia ama gue . walaupun dia punya majikan baru , tetep dia maunya ama gue . ou ou ouuu . so sweet ... :D

banyak kenangan yang gue punya ama sandal ini mulai yang romantis sampe yang tragis .
yang paling gue demen waktu gue jalan kaki ama nih sandal ke masjid , sholat . udah ngejalanin syariat , dapet pahala juga .

lagian gue juga pengen ntar di akhirat nih sandal jadi saksi gue didepan Allah , kalo bisa . hhee .. (sekalian aja kalo ada surga buat sandal :D , kagak mungkin)

gue pengen selalu apa-apa nikmat Allah yang dikasih ama Allah (termasuk nih sandal) gue pake buat mensyukuri nikmatNya dengan selalu ngejalanin perintahnya . gue gak mau di lalaiin ama nikmat2 yang keren itu . ato nantinya malah mereka jadi yang njerumusin gue ke neraka . jadi saksi gue yang ingkarin nikmat Allah . misalnya pas gue mau nyolong mangga di kebun punya orang , ni sandal selalu ingetin gue bahwa sebenarnya banyak banget saksi yang nantinya ngomong di depan Allah tentang apa aja yang gue lakuin di dunia , termasuk sandal ini mungkin .

kaya mereka tuh orang-orang yang bercokol di atas yang korusi , gue yakin uang-uang yang mereka korupsi jadi yang nyeret mereka ke neraka .
belum lagi rakyat-rakyat yang mereka dzolimi . yang mereka miskin karena harga-harga pada di naikkin , anak-anak kecil yang mati kelaperan karena orang tu mereka gak bisa kerja karena sistem yang amburadul , mereka yang mati karena penyakit dimana mau berobat aja dipersulit ato harganya tinggi selangit . belum lagi mereka yang ikut dosa karena pemerintahnya gak mau nerapin hukum Allah . banyak dah banyak , kalo gue sebutin satu persatu . ngeri dah ngeriii .. (elu pasti lebih punya banyak contoh)

udahlah , yang penting sandal gue ini masih setia nemenin gue . ahhaaiii ..
dan gue bakal berusaha mensyukuri semua nikmatNya dengan setia pada hukumNya , berusaha dan berusaha . bersama sandal dekil gue . piss ..

Just Useful for All of You, dear ..


Kamu tahu bagaimana persaudaraan itu diikat? Persaudaraan itu diikat bukan tanpa perdebatan

sama sekali. Ikatan itu dibentuk dengan landasan perbedaan dalam memandang suatu hal tetapi sama dalam memandang beberapa lainnya.


Suatu hari saya pernah berdebat dengan sahabat saya tentang haramnya pacaran. Betapa sahabat saya itu dengan tegas mentoleransi bahkan membolehkan mereka yang berpacaran, sementara saya belum menemukan alasan pembolehan itu. Pernah sahabat saya itu menyebut saya radikal.


Yang lain, pernah saya hampir mendiamkan sahabat saya selama satu minggu (yang ketika itu masih empat hari) hanya karena dia mencuri indomie saya yang ketika itu merupakan amunisi saya 3 hari kedepan.


Tapi setelah itu kami selalu akur. Sahabat-sahabat saya banyak yang tetap menganggap saya radikal dan saya berpikir mereka mungkin hanya belum tau kenapa sikap saya seperti ini. Kemudian saya bisa mengartikan teman saya tidak mencuri indomie itu, melainkan hanya mengambilnya tanpa izin. Selanjutnya kami seperti biasa, menghisap rokok bersama, secangkir kopi bersama, bercengkrama kesana kemari. Dan kami selalu sadar, bahwa kami saling membutuhkan.


Itulah para sahabat. Saling berdamai, saling berseteru, kadang saling memaki, berbeda pendapat, tetapi tetap diikat oleh satu ikatan. Kadang jauh tetapi tidak benar-benar menjauh karena ada rasa merindu. Kadang ada rasa kesal tetapi kesal itu hanyalah bumbu.


Benar atau tidaknya dia, salah atau kelirunya seorang sahabat atau teman yang benar-benar kita kenal bukanlah halangan bagi saya untuk menunjukkan solidaritas atasnya.


Kamu pun mungkin demikian. Itu sangat baik. Tak peduli madzhabnya apa, tak peduli pilihannya apa, selama ia seorang muslim seorang sahabat akan selalu berada disisinya, teman yang baik pun demikian.


Ini bukan berarti menyetujui atau tidak, bukan memaklumi atau tidak, mendukung atau tidak, bukan hitam dan putih: kalau hitam lalu kita tinggalkan, kalau putih okelah kita masih akan sering bertandang ke kediamannya. Tidak seperti itu.


Ini bukan tentang kamu benar, saya salah, saya salah kamu benar. Ini tentang persahabatan, sekali lagi saya bilang persahabatan.


Kita, tak peduli dia melakukannya atau tidak, yang seharusnya kita pedulikan adalah diri kita sendiri. Sejauh mana solidaritas itu dijunjung diatas kepala.


Inilah solidaritas yang saya banggakan setelah lama hidup saya tanpa rasa itu.


Saya biasa meminjamkan uang kepada teman saya walaupun perut saya sendiri bergemerincing meminta asupan. Demikian juga sebaliknya, ketika saya bertikai sebuah konflik teman saya dengan yakin mengatakan, “ kalau ada apa2 ngomong aje bel. Nanti biar gue clurit orangnya.”


Ikatan ini kasat mata, immaterial dan susah di pahami.


Pernah suatu ketika teman-teman saya rela lari dari kuliah, menyambangi saya di rumah sakit setelah saya mengalam kecelakaan motor.


Atau mereka yang sekedar menanyakan keberadaan saya ketika saya tidak muncul di kelas selama 3 hari karena demam. Dan mereka pun datang, menghibur.


Apa yang menyebabkan mereka begitu? Ikatan akidah? Hm, aku tak tahu, karena akidah dalam hal-hal tertentu perlu dibuktikan.


Kamu mungkin pernah mengalami, bahwa banyak diantara yang mengaku memiliki keterikatan akidah --dalam setiap khutbah personalnya-- tidak pernah kamu rasakan membuktikan ikatan tersebut dalam realita. Terlalu banyak hitung-hitungan untung dan rugi, bahkan meski mereka belum berkeluarga.


Entahlah


yang pasti kami saling membutuhkan, saling mengisi. Saya mencintai mereka dengan detail. Dengan cinta yang teramat tulus. Cinta yang mereka balas dengan ketulusan yang sama.


Bersama mereka saya selalu memperbaiki diri dan semakin memperdalam hubungan. Ikatan kasat mata itu semakin kuat terjalin.


Aku membutuhkan mereka, dan mereka menyambutku. Aku akan selalu bersama mereka, walaupun tanpa membawa makanan, minuman, atau uang, kecuali niat ikhlas untuk terus menerus mengencangkan simpul. Menguatkan ikatan.


dibajak dari tulisannya kang Divan Semesta

Minggu, 10 Juli 2011

real or fake its yours ..

Suatu hari di liburan akhir taun kampusku ini yang kebetulan gue lagi nongkrong di depan laptop yang nyambung ke sinyal wifi .
gue lihat blog gue . rebellito.blogspot.com .
OMG .. ternyata udah lama gak terisi ..




memang kemampuan dan keinginan nulis gue akhir2 ini sedang tumpul . entah malas atau tak tau apa yang mau di tulis . semua padam tiba2 .




entahlah , padahal pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mampu memalaskan " sumpek " datang mengganggu gue . dan menyumpekkan " malas " menjalar di hari2 gue .
dan beberapa waktu ini gue akui mereka berhasil menari2 di hari2 gue .




sampai suatu hari gue temukan sebuah blog yang imoet dan lutchu :D .
milik adek2 cewek umuran esempe it seems .
dengan judul to much make up will kill you♥ (u know the mean?) blog itu warna-warni menari .
gue baca-baca , gue lihat-lihat .
dan gue belajar .
bahwa , banyak hal yang bisa ditulis , tidak perlu nunggu inspirasi , tidak perlu nunggu malas dan sumpek pergi , dan itu sangat menyenangkan , ihiiiirrr .. :D




dan gue belajar lagi ,
bahwa nulis itu memang ada di diri gue (walaupun tulisan gue banyak yang gk penting) .
just writing , just writing , just writing ..
too much make up will kill you , real or fake its yours . (artikan sendiri)

terimakasih , adek pemilik blog itu , ayook posting lagi ..
terimakasih , chairil , rendra , nietzche , an nabhani , kamus bahasa arab v 2.0 telah mengisi beberapa hari terakhir gue ..

Put your pen for a moment

put your pen for a moment, and look at this for a while ..



































...




BBM oo BBM ..


Minyak dan gas adalah barang tambang (ma’adin) yang merupakan hak milik umum, baik orang kaya maupun miskin. Ini ditegaskan oleh Nabi dalam sejumlah hadits, antara lain:

النَّاسُ شُرَكَآءُ فِي ثَلاَثٍ: فِي الكَلإِ وَالمَآءِ وَالنَّارِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُدَ، وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ)

“Manusia sama-sama membutuhkan tiga hal: padang, air dan api.” (H.r. Ahmad dan Abu Dawud. Tokoh-tokoh perawinya terpercaya [tsiqqat])



Dalam riwayat lain juga dinyatakan hadits yang serupa, dengan redaksi yang agak berbeda:

الْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثَةٍ: فِي الْمَاءِ وَالْكلإِ وَالْنَّارِ (رواه أحمد وأبو داود، ورواه ابن ماجه من حديث ابن عباس وزاد فيه: وَثَمَنُهُ حَرَامٌ)

“Kaum Muslim sama-sama membutuhkan tiga hal: air, padang dan api.” (H.r. Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah dari Ibn ‘Abbas. Di dalamnya terdapat tambahan, “Harganya haram.”)

Karena ini merupakan hak milik umum, yang sama-sama dibutuhkan oleh semua orang, maka setiap orang, baik kaya maupun miskin, sama-sama berhak untuk menikmati barang milik umum tersebut. Keumuman lafadz “an-Nas” dan “al-Muslimun” tetap berlaku dengan konotasi umum, selama tidak ada dalil yang mengecualikannya. Sebagaimana kaidah yang menyatakan:

اَلْعُمُوْمُ يَبْقَى بِعُمُوْمِهِ مَا لَمْ يَرِدْ دَلِيْلُ التَّخْصِيْصِ

“Lafadz umum tetap dengan konotasi keumumannya, selama tidak ada dalil yang menyatakan kekhususannya.”

Dalam konteks ini tidak ada satu dalil pun yang mengecualikan keumuman lafadz/dalil tersebut. Padahal, melakukan takhshish (pengkhususan) tanpa adanya mukhashish (lafadz/dalil yang mengkhususkan) jelas tidak boleh. Padahal jelas tidak ada dalil yang men-takhshish hadits-hadits di atas, baik al-Qur’an, as-Sunnah, Ijmak Sahabat maupun Qiyas. Dengan demikian, mengkhususkan BBM bersubsidi hanya untuk orang miskin sama dengan melakukan takhshish tanpa adanya mukhashish. Jelas tidak boleh.

Maka, pandangan yang menyatakan bahwa BBM bersubsidi merupakan hak orang miskin, dan karenanya orang kaya haram mengkonsumsinya jelas merupakan pandangan yang batil. Bahkan, kesimpulan seperti ini bukan merupakan kesimpulan hukum syara’, melainkan kesimpulan logika mantik. Kesalahannya terletak pada premis yang menyatakan, bahwa BBM bersubsidi adalah hak orang miskin. Padahal, nas syara’ menyatakan sebaliknya, dimana semua orang mempunyai hak yang sama, baik kaya maupun miskin. Akibat kesalahan presmis tersebut, maka disimpulkan, bahwa orang kaya haram mengkonsumsinya. Sebab, dianggap mengambil hak orang miskin. Ini jelas kesimpulan yang batil.

Membatasi BBM Bersubsidi Bukan Pengaturan

Alasan lain yang dikembangkan adalah, bahwa pembatasan BBM bersubsidi ini merupakan bentuk pengaturan pemerintah untuk kemaslahatan publik, sebagaimana kaidah:

تَصَرُّفُ الإمَامِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ

“Tindakan (kebijakan) imam (khalifah/kepala negara) terikat dengan kemaslahatan (rakyat).”

Tindakan (tasharruf) pemerintah dalam hal ini harus dibedakan, antara tasyri’i (legislasi) dan ijra’i (administratif). Mengubah kepemilikan yang diatur syariah, dari kepemilikan umum menjadi milik negara (nasionalisasi) atau individu (privatisasi) adalah bentuk tasyri’i, yang jelas menyimpang dari ketentuan syariah. Demikian juga membatasi BBM bersubsidi hanya untuk orang miskin adalah bentuk tasyri’i, yang juga menyimpang dari ketentuan syariah. Maka, tindakan pemerintah seperti ini merupakan pelanggaran terhadap syariah. Dengan alasan apapun, pelanggaran syariah tetaplah pelanggaran. Tidak bisa dicarikan pembenaran sebagai bentuk pengaturan.

Ini berbeda dengan tindakan (tasharruf) pemerintah dalam hal administratif, seperti peraturan lalulintas, SIM, KTP dan sebagainya, maka tindakan dalam konteks ini benar-benar merupakan bentuk pengaturan yang dibolehkan. Mengikuti dan metaatinya pun wajib, karena dalam konteks ini merupakan masalah admistratif.

Di Balik Dalih Pengaturan BBM Bersubsidi

Penjelasan di atas sudah cukup untuk menunjukkan kebatilan fatwa haramnya orang kaya mengkonsumsi BBM jenis premium. Sekali lagi, fatwa ini hanyalah stempel pemerintah dalam melegalkan kebijakan liberalisasi sektor Migas. Jika harus dikeluarkan fatwa, semestinya fatwa yang mengharamkan liberalisasi ekonomi, termasuk sektor Migas yang menjadi penyebab terjadinya kebijakan yang menyengsarakan rakyat ini. Jika harus dikeluarkan fatwa, mestinya fatwa yang mengharamkan hutang, baik kepada IMF, Bank Dunia maupun USAID, yang menjadi otak lahirnya kebijakan liberalisasi Migas ini.

Karena itu, fatwa seperti ini, selain tidak ada nilainya di dalam Islam, juga bertentangan dengan syariah. Tidak hanya itu, fatwa ini juga bisa membukan jalan orang-orang Kafir untuk menguasai sektor strategis, yaitu Migas. Sekaligus melanggengkan penjajahan mereka terhadap negeri Muslim terbesar ini. Ini jelas haram. Pertama, karena haram hukumnya memberi jalan orang Kafir untuk menguasai kaum Muslim. Allah berfirman:

وَلَن يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا

“Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada kaum Kafir untuk menguasai orang Mukmin.” (Q.s. an-Nisa’ [04]: 141)

Kedua, membantu mereka untuk menguasai kaum Muslim juga haram, sebagaimana ditegaskan oleh Allah:

وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan janganlah kalian tolong-menolong dalam (melakukan) dosa dan permusuhan.” (Q.s. al-Maidah [05]: 02)

Bagaimana Seharusnya?

Barang-barang milik umum seharusnya ini tidak boleh dialihkan, baik sebagai milik negara (nasionalisasi) maupun individu (privatisasi). Negara dalam konteks ini hanya berfungsi sebagai pengelola hak milik umum ini agar barang-barang tersebut sampai kepada pemiliknya dengan harga yang murah dan terjangkau.

Memang tidak ada larangan bagi negara untuk menetapkan harga migas mengikuti harga pasar atau harga tertentu yang rasional, tetapi seluruh kebijakan tersebut bukan untuk keuntungan pemerintah (negara) atau asing (privat), karena barang tersebut bukan milik mereka. Jika pemerintah (negara) harus menempuh kebijakan yang kedua ini, maka hasilnya harus dikembalikan kepada rakyat, melalui penyediaan layanan pendidikan, kesehatan dan keamanan. Termasuk jaminan terpenuhinya sandang, papan dan pangan melalui pembukaan lapangan kerja yang memadai.

Apa yang ditempuh oleh pemerintah (negara) saat ini justru merugikan rakyat. Karena, selain BBM murah dihilangkan, maka keuntungan dari kenaikan harga BBM itu juga tidak dikembalikan kepada rakyat. Sebab, subsidi kesehatan, pendidikan dan layanan yang lain justru dipangkas. Artinya, kenaikan harga, dihilangkannya BMM murah dan rakyat dipaksa mengkonsumsi BBM jenis Pertamax jelas-jelas untuk kepentingan asing. Ini jelas haram.

(Oleh: Hafidz Abdurrahman)



terkutuklah kalian para penguasa!!

ketika kami harus berdesakan dengan malaikat maut demi sewadah kecil minyak tanah untuk memasak segenggam beras yang entah akan kami dapatkan atau tidak, engkau bersorak sorai bersama gemuruh kucuran uang yang gemerincing masuk saku mu.

teruslah menari seperti itu, wahai kalian para pengkhianat!!

siram peradaban terlaknat ini dengan bahan

bakar yang akan membesarkan api revolusi!!

kami dengan senang hati akan selalu mengiringi langkah

kalian dengan meludahi telapak kaki kalian yang penuh dengan borok itu!!

that's it!