Minggu, 27 November 2011

KONGRES MAHASISWA ISLAM INDONESIA: Sebuah Titik Tolak Kebangkitan Mahasiswa

Tahun 1928 Mahasiswa bersatu , dalam ikrar Sumpah Pemuda mereka mencita-citakan dan memperjuangkan Indonesia . Hingga Indonesia mampu merdeka dari penjajah kolonialisme Jepang dan Belanda .

Tahun 1965 Mahasiswa bersatu menyatukan suara , di bawah KAMI mereka menentang Soekarno . Hingga Soekarno turun dari tampuk kekuasaannya .

Tahun 1998 Mahasiswa bersatu dengan kemuakkan yang memuncak kepada rezim Orde Baru , mereka menuntut agar Soeharta dan kroni-kroninya yang korup lengser dari pucuk pimpinan negeri ini . Dan Soeharto pun lengser .

Itulah sedikit gambaran kekuatan Mahasiswa . Kaum intelektual . Agent of Change . Harapan rakyat dan negeri ini .

Tapi hari ini Mahasiswa tengah tertidur , pulas sekali . Mereka lupa akan peran mereka . Mereka lupa bahwa di tengah kondisi yang carut-marut ini ada petani , buruh , pedagang , rakyat kecil yang menunggu mereka , mengharapkan mereka , memberikan perubahan menjadi lebih baik .

Perubahan seperti apa ?

Sungguh reformasi sama sekali tidak memberikan hasil , tidak ada perubahan melalui reformasi . Bisa kita lihat faktanya , dulu ketika rakyat menganggap bahwa akar permasalahan negeri ini adalah kepemimpinan Soekarno yang buruk maka mahasiswa menuntut untuk turunnya Sokarno . Maka setelah Soekarno turun dan digantikan rezim selanjutnya apakah keadaan menjadi membaik ? Tidak , keadaan malah semakin memburuk .

Dulu ketika rezim Orde Baru mahasiswa beranggapan bahwa akar permasalahan KKN yang terjadi adalah karena Soharto dan kroni-kroninya , tapi setelah Soharto lengser dan digantikan pemimpin selanjutnya , apakah keadaan semakin membaik ? Tidak , sama sekali tidak .

Keadaan hingga detik ini malah semakin memburuk . Negeri ini telah berganti 6 kali pemimpin , tapi apakah hingga pemimpin yang ke enam itu keadaan semakin membaik ?

Maka dari fakta diatas itu saudaraku , ingin saya sampaikan pada kalian yang salah pada negeri ini adalah bukan rezimnya , bukan orang-orangnya , melainkan sistemnya . Sistem yang mengatur negeri ini salah . Demokasi Kapitalisme telah gagal menata negeri ini , yang ada sistem itu telah menyengsaraka rakyat dan menguras habis kekayaan negeri ini .

Jika akar masalahnya adalah sistemnya , maka solusi tuntas dari masalah ini adalah mengganti sistem tersebut . Dan sungguh hanya sistem yang berdasarkan Kebenaran haqiqi dari Sang Maha Pandai lah yang harus diterapkan , yang akan membawa kesejahteraan dan kebaikan pada negeri ini , yaitu Sistem Islam dalam bingkai daulah Khilafah Islamiyah .

Didasari dari analisa dan pengkajian fakta diatas , maka pada Tanggal 27 November 2011 di GOR CLS Kertajaya Surabaya , 4000 Mahasiswa Se Jawa Timur hadir , membulatkan tekad , menyatukan suara dalam KONGRES MAHASISWA ISLAM INDONESIA , dan melahirkan sumpah yang akan kami jadikan poros kehidupan kami sebagai mahasiswa , yang akan kami jadikan visi kami sebagai kaum intelektual , dan yang kami yakini bahwa ini adalah titik tolak kebangkitan mahasiswa di negeri ini .


Sejak kemerdekaan hingga lebih dari enam dekade, sekulerisme mengatur Indonesia, terlepas dari siapa pun yang berkuasa. Hal yang sama juga terjadi di negeri-negeri muslim lainnya. Sistem sekuler telah menyebabkan rakyat terus menerus hidup dalam berbagai krisis yang tidak berkesudahan. Sampai saat ini fakta kemiskinan, kebodohan, kedzaliman, ketidakadilan, disintegrasi dan berbagai problem lain, termasuk penjajahan dalam segala bentuknya, senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya. Sistem sekuler telah mengakibatkan potensi sumberdaya alam dan kekayaan mineral yang sangat melimpah tidak mampu membuat rakyat hidup dalam kebaikan. Justru sebaliknya, rakyat hidup dalam penderitaan. Semua potensi dan kekayaan alam yang dimiliki seolah tidak memberikan arti apa-apa buat hidup rakyat.

Oleh karena itu, setelah kami melihat, mencermati dan menganalisa fakta kerusakan yang ada serta merumuskan kondisi ideal, maka demi Allah, Zat yang jiwa kami berada dalam genggaman-Nya, kami mahasiswa Indonesia bersumpah :

1. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa sistem sekuler, baik berbentuk kapitalis-demokrasi maupun sosialis-komunis adalah menjadi sumber penderitaan rakyat dan sangat membahayakan eksistensi Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

2. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa kedaulatan sepenuhnya harus dikembalikan kepada Allah SWT – Sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan - untuk menentukan masa depan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

3. Dengan sepenuh jiwa, kami akan terus berjuang tanpa lelah untuk tegaknya syari’ah Islam dalam naungan Negara Khilafah Islamiyah sebagai solusi tuntas problematika masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

4. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan kepada semua pihak bahwa perjuangan yang kami lakukan adalah dengan seruan dan tantangan intelektual tanpa kekerasan.

5. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan bahwa perjuangan yang kami lakukan bukanlah sebatas tuntutan sejarah tetapi adalah konsekuensi iman yang mendalam kepada Allah SWT.
Dengan ini kami menyeru pada kalian semua mahasiswa , untuk bergabung dengan perjuangan ini .


Bangkitlah mahaiswa ! Bangunlah dari tidurmu yang sudah terlalu lama !
Wahai mahasiswa , dunia dalam genggaman kita . Perubahan adalah niscaya kemenangan bagi Islam , tidakkah kalian malu jika kalian hanya diam ? Kini sudah saatnya kta bergerak , bersatu , tegakkan sistem Islam .

Sabtu, 19 November 2011

Saya Ingin Jadi Guru: SELAMAT HARI GURU

Hari ini saya teringat sewaktu saya masih duduk di bangku TK , dengan pinsil di tangan saya dan buku bergambar Doraemon di meja saya . Saya menggambar-gambar . Saya gambar bentuk kotak dan diatasnya ada bangun segitiga , saya beri tulisan Sekolah SD di bangun itu , kemudian disampingnya ada orang (yg baru saya sadari ternyata mirip orang-orangan sawah) menjinjing sesuatu berbentuk kotak yang saya sebut waktu itu tas . Saya sangat senang . berlari . Memperlihatkan pada ibuk saya : buk , ini cita2ku .. aku pingin jadi guru .. teriak saya riang .

Bagi saya ketika itu guru adalah sosok yg keren . pinter . dan tau banyak hal .

di TK saya melihat guru-guru saya pintar menggambar dan menyanyi . Tutur kata mereka halus dan tidak pernah marah . Mereka selalu bisa melerai teman-teman saya yang berebut mainan .

Satu hal yang membuat saya kagum dengan guru adalah karena mereka mampu memintarkan orang , fikir saya waktu itu . Saya yg malu untuk menyanyi di depan kelas di berikannyalah motivasi untuk berani bernyanyi , saya yg tidak pandai menggambar diajarinyalah cara menggambar pemandangan dan rumah , saya yang kesulitan untuk menghitung dituntunnya bagaimana menjumlah dan mengurangi , dan banyak lagi .

Suatu hari saya ingin menjadi guru yang memintarkan orang terlebih mendidik orang , memberikan contoh teladan terbaik . Posisi yg sangat diperlukan saat ini dimana kerusakan sudah tersistem , dimana orang telah kehilangan panutan teladan yang baik : yang mencontohkan kebenaran .

Guru , saat ini menjadi profesi yang penuh kontroversi . Kenapa saya sebut seperti itu ? Karena telah terjadi pergeseran nilai-nilai dari dalam profesi guru itu sendiri . Teman saya nyeplos ketika kami diskusi di kelas , katanya kalau dulu guru itu di gugu dan ditiru , tapi sekarang guru itu di gugu malah ngajak turu (tidur) . Walaupun ungkapan itu tidak boleh digeneralisir kesemua orang yg berprofesi guru , tapi ungkapan itu memperlihatkan telah ada kemunduran nilai dari profesi guru .

Guru seharusnya memiliki dua kompetensi yang wajib dipenuhi , pertama Kompetensi Personal dan kedua Kompetensi Profesional . Kompetensi personal itu seperti apa ? yaitu kemampuan dari dalam diri guru untuk memunculkan sikap disiplin , bijaksana , jujur , adil , atau sikap-sikap baik yg perlu dimunculkan sebagai percontohan untuk siswanya . Hal ini sangat penting dimiliki oleh guru , karena guru akan di jadikan panutan oleh para siswanya , ketika para guru tidak mampu memberikan contoh yang baik maka siswa juga akan terbentuk menjadi pribadi yg tidak baik pula , yang dia dapat dari gurunya .

Kompetensi Profesional adalah kemampuan atau kewenangan yg dimiliki guru untuk mengajar suatu jenjang pendidikan atau suatu mata pelajaran yang dikuasainya . Contoh seorang guru yang berpendidikan Biologi misal , maka kompetensi mengajar mereka pelajaran biologi . suatu kesalahan ketika seorang guru lulusan PAUD harus mengajar kimia . Hal ini sesuai dengan istilah : Right man on the right place .

Nahh , tapi apa yg terjadi ? faktanya di negeri ini belum pernah mengalami masa dimana guru-gurunya memiliki dua kompetensi tersebut secara bersamaan . Di kisaran era tahun 1945 - 1998 sebelum krisis , guru di Indonesia adalah guru yang sederhana dan bersahaja , mereka bekerja dengan bayaran yang kecil tapi mereka bekerja dengan keras dan penuh ikhlas untuk mencerdaskan bangsa (hal ini bisa dibuktikan dengan minimnya gaji guru waktu itu , hingga orang menganggap profesi guru saat itu adalah profesi yang tidak prospek , jauh dari kesan sejahtera apalagi kaya). Moral mereka terjaga , sebagai seorang yang patut untuk dijadikan contoh teladan . Guru bagi mereka bukan sebuah profesi yang mereka jadikan sumber utama mendapatkan nafkah , tapi merupakan panggilan dari dalam jiwa mereka untuk rela dan ikhlas mendidikan anak-anak bangsa . Tapi pada kisaran periode ini kompetensi profesional gurulah yang rendah, contoh misalkan seseorang bisa mengajar sekolah menengah hanya dengan berijazah SPG, ataupun banyak dosen2 di era tahun 65 yang masih bergelarkan sarjana . Tapi menurut saya pribadi hal itu tidak terlalu menjadi soal , karena guru masih mampu menjadi teladan yang baik walaupun mungkin secara intelektual mereka masih belum terlalu tinggi . Karena yang memang itulah tuntutan utama seorang guru: memberikan teladan yang baik .

Mari kita tengok guru-guru sekarang ? apa yang terjadi ? Profesi guru telah menjadi komoditi yang di buru banyak orang karena sekarang gaji seorang guru bergelar PN sangat menggiurkan . Coba kita bandingkan kampus-kampus pendidikan , lebih banyak manakah mahasiswa yang berkeinginan menjadi guru karena memang panggilan dari hatinya dengan mahasiswa yang berkeinginan menjadi guru karena mudahnya mencari pekerjaan kelak .

Banyaknya peminat profesi guru yang dipengaruhi oleh tingginya gaji ini juga bisa di lihat dari ngetrendnya program-program sertifikasi guru . Entah itu berbentuk PLPG maupun PPG . Program-program ini sangat banyak menarik minat guru karena setelah mereka mendapatkan sertifikat tersebut mereka akan mendapatkan gaji dua kali lipat dari gaji pokok , sangat menggirukan bukan ? belum lagi banyak terjadinya praktek jual beli portofolio yang merupakan persyaratan dalam PLPG . Kasus terbaru tentang kecurangan dalam sertifikasi guru telah di ungkapkan PB PGRI Sulistyo saat konfrensi pers di gedung D kemendikbud. (okezone.com, 23/11 2011)

Memang era sekarang ini kompetensi profesional guru benar-benar diangkat . Pendidikan mereka di tinggikan dengan pelatihan-pelatihan , syarat mengajar mereka juga di tinggikan , misalkan bagi guru SD sekarang wajib bergelar sarjana , dan bagi dosen minimal S2 . Sangat berkembang pesat sekali daripada era sebelumnya . Tapi kita lihat kompetensi personal mereka , banyak dari mereka yang kehilangan jati diri sebagai guru . Guru bukan lagi profesi yang memang tumbuh dari hati mereka untuk mengajar dan mendidik . Banyak guru yang berorientasi pada gaji yang tinggi , hingga mereka lalai untuk apa seharusnya mereka mengajar dan mendidik . Banyak juga calon guru (mahasiswa) kuliah hanya untuk mencari pekerjaan yang mudah , gaji tinggi dengan menjadi guru . Jika hal-hal itu muncul dalam pemikiran guru/calon guru maka apa yang mereka kerjakan (mengajar) akan berlandaskan sifat pragmatis yaitu mencari manfaat dari apa yang mereka lakukan (pamrih) , dan kemudian sifat ikhlas dan rela berkorban untuk mengajar dan mendidik lama kelamaan akan terkikis dari guru-guru di negeri ini .

Belum lagi fakta-fakta yang terjadi seperti di Medan seorang guru mencabuli dua siswinya (Detiknews.com). Di Surabaya Kepala SDN Kendangsari I telah memalsu tanda tangan untuk melakukan penyimpangan penggunaan dana BOS dan BOPDA (centroone.com). Kemudian banyak sekali guru yang melakukan tindak kekerasan pada siswa. Hal-hal seperti itu sudah sangat sering kita jumpai di media-media . Sangat banyak .

Sebenarnya apa yang menjadi penyebab masalah-masalah itu tadi ? Apa yang menyebabkan profesi guru terdegradasi menjadi profesi yang diperebutkan karena gajinya yang tinggi ?

Semua terjadi karena adanya himpitan ekonomi yang menuntut semua orang untuk mendapatkan nafkah yang lebih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya , ada sebuah kondisi yang memaksa orang-orang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin menjulang tinggi . Tidak hanya pada profesi guru saja sebenarnya , tapi disemua jenis profesi mereka dituntut untuk mendapatkan lebih . Dan gurupun dipaksa untuk itu .

Keadaan hari ini memaksa guru untuk bersikap seperti itu , untuk mencari penghasilan yang besar , untuk mendapatkan gaji yang besar , karena kondisi menuntut untuk demikian . Bisa kita lihat dengan semakin mahalnya biaya pendidikan , kesehatan , harga bahan-bahan pokok , dsb . Jika keadaan sudah seperti ini maka apakah ada pilihan lain bagi para guru kecuali untuk memilih menjadikan profesi guru ini menjadi sumber nafkah dan berorientasi pada gajinya ? iya , guru-guru telah dipaksa , guru-guru telah terpaksa oleh sistem yang mengatur mereka , entah mereka sadar atau tidak .

Begitupun juga para calon guru , mereka yang kuliah dengan orientasi pekerjaan yang menghasilkan gaji besar , keinginan cepat lulus , terlalu akademisi dan lupa akan fungsi sosial mereka untuk peduli terhadap keadaan bangsa , sungguh mereka juga telah dipaksa . Keadaan kampus dengan beban kuliah yang berat akan memaksa mereka untuk tidak peduli dengan keadaan sekitar mereka . Mereka disibukkan dengan jam kuliah yang padat , dan tugas-tugas yang tanpa henti , menjadikan mereka bersikap apatis , dan menghilangkan sikap kritis mereka terhadap tatanan sistem yang salah ini , karena mereka berpikir telah sangat sibuk tidak ada waktu untuk memikirkan yang lain . Biaya kuliah yang sangat mahal juga telah menumbuhkan keinginan dalam diri mereka untuk segera mengembalikan modal yang telah mereka keluarkan selama mereka kuliah , dari keadaan seperti ini munculah orientasi kuliah hanya untuk mencari kerja bukan lagi mencari ilmu .

Siapa yang salah ? sistemnya atau gurunya ?

Iya , kita telah dipaksa .

Guru adalah manusia . Mereka adalah bapak dari anak-anak mereka , mereka adalah ibu dari anak mereka . Mereka adalah suami dari istri-istri mereka , mereke adalah istri dari suami-suami mereka . Mereka memiliki keluarga , yang senantiasa menunggu kedatangan mereka dirumah . Mereka memiliki anak , yang menunggu mereka membawakan makanan , pakaian ataupun sekotak susu . Mereka sangat mencintai keluarga mereka .

Sungguh sangat manusiawi ketika seseorang memberikan nafkah pada keluarganya , sungguh sangat mulia seorang ayah-ibu mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga pendidikan tertinggi . Tapi keadaan telah menyulitkan itu semua . Sistem telah membuat harga makanan , pakaian , susu melambung tinggi , keadaan telah membuat biaya pendidikan dan kesehatan mahal . Maka sangat wajar ketika dalam keadaan seperti itu , seseorang menjadi terfokus pada harta atau penghasilan , karena keadaanlah yang memaksa . Maka , siapa yang tidak manusiawi ? gurunya atau sistemnya ?

Benar sekali kawan-kawanku , sistem yang bercokol di negeri ini telah salah , sistem yang mengatur negeri ini telah gagal mensejahterakan rakyatnya . Sistem di negeri ini telah memaksa rakyatnya menjadi rakyat yang pragmatis , mementingkan diri sendiri dan hanya berorientasi pada harta dan kekayaan .

Ya , demokrasi berazaskan kapitalisme-sekuler telah gagal . Sistem yang berlandaskan persaingan bebas dan hanya berihak pada pemilik modal itu sudah tidak mampu memanusiakan manusia . Ide-ide mereka tentang HAM dan kebebasan sungguh telah menghilangkan nilai-nilai luhur kemanusiaan di negeri ini . Bagaimana rakyat terjerumus pada persaingan bebas , yang cenderung menghalalkan segala cara , rakyat saling sikut hanya untuk mendapatkan kelebihan harta , dan banyak lagi kebobrokan yang muncul dari ide sistem sekarang ini .

Lalu apa yang bisa kita lakukan di sistem yang sudah rusak seperti ini ? Sungguh satu-satunya solusi atas permasalahan di negri ini adalah mengganti sistem yang ada dengan sistem baru yang telah terbukti kebenaran dan kelayakannya untuk diterapkan, yaitu sistem islam . Islam adalah agama sekaligus ideologi yang darinya muncul peraturan-peraturan yang bisa diterapkan . Termasuk sistem yang mengatur pendidikan (termasuk juga guru) . Bagaimana telah terbukti pada era kekhilafahan Islam mampu menjadi negara yang paling maju pendidikan dan ilmu pengetahuannya , begitu juga kesejahteraan guru sangat terjamin disitu .

Tiga aspek yang di gratiskan oleh negara khilafah pada rakyatnya adalah kesehatan , keamanan , dan pendidikan . Dana yang digunakan adalah dari sumber daya alam yang dikelola langsung oleh negara (tidak dijual kepada asing seperti sistem demokrasi) . contoh kecil misalkan Gunung Emas Freeport menghasilkan 200 ton emas per hari (taukah kalau pembagian antara AS dan Indonesia adalah AS=90% dan Indonesia=10%) . Bayangkan jika emas sebanyak itu di kembalikan pada rakyat untuk menggratiskan pendidikan , bagaimana rakyat tidak pintar ? Bagaimana guru tidak akan sejahtera ? guru tidak akan perlu lagi memikirkann gaji yang rendah dan kebutuhan ekonomi yang mendesak , mereka akan mampu konsentrasi mengajar dan mendidik jika kebutuhan mereka telah tercukupi .

Dan itulah rahasia kenapa Khilafah Islam dulu itu maju pendidikan dan ilmu pengetahuannya: karena negara BERTANGGUNGJAWAB PENUH untuk memberikan pendidikan pada rakyatnya .

Sungguh sudah saatnya keadaan berubah , sungguh sudah muak seharusnya kita sekarang ini dengan keadaan yang ada . anda yang masih menganggap keadaan hari ini normal , maka bisa dipastikan andalah yang abnormal .

Sudah saatnya sistem demokrasi dihapus dan diganti dengan islam , bukan tanpa alasan tapi kita telah melihat fakta bahwa sungguh sistem ini telah gagal .

SELAMAT HARI GURU 25 November 2011 .
Jadilah guru yang baik , guru yang jadi teladan dan menyampaikan kebenaran .

Senin, 14 November 2011

Memimpin



Memimpin , adalah dimana ketika kau mampu mengorbankan lebih dari yang kau mampu kepada apa yang kau pimpin .



Pemimpin harus mampu membuat ucapannya didengar , yang lebih penting pemimpin harus mampu mendengar .

Pemimpin harus mempu mengarahkan , yang lebih penting pemimpin harus mampu diarahkan terlebih ketika dia salah .

Pemimpin harus mampu merasakan .

Pemimpin harus mampu menyatu .

Lalu pemimpin seperti apakah yang ucapannya sudah tidak lagi didengar padahal dia sudah mau mendengar; apa yang dia arahkan sudah tidak mau diikuti padahal dia sudah selalu mau diarahkan; tidak ada yg mau merasakannya padahal dia selalu bisa merasakan yg lain; pemimpin yg termarjinalkan padahal dia selalu berusaha menyatu; padahal dia sudah mengorbankan lebih dari yang dia mampu kepada apa yang dia pimpin ?