Minggu, 27 November 2011

KONGRES MAHASISWA ISLAM INDONESIA: Sebuah Titik Tolak Kebangkitan Mahasiswa

Tahun 1928 Mahasiswa bersatu , dalam ikrar Sumpah Pemuda mereka mencita-citakan dan memperjuangkan Indonesia . Hingga Indonesia mampu merdeka dari penjajah kolonialisme Jepang dan Belanda .

Tahun 1965 Mahasiswa bersatu menyatukan suara , di bawah KAMI mereka menentang Soekarno . Hingga Soekarno turun dari tampuk kekuasaannya .

Tahun 1998 Mahasiswa bersatu dengan kemuakkan yang memuncak kepada rezim Orde Baru , mereka menuntut agar Soeharta dan kroni-kroninya yang korup lengser dari pucuk pimpinan negeri ini . Dan Soeharto pun lengser .

Itulah sedikit gambaran kekuatan Mahasiswa . Kaum intelektual . Agent of Change . Harapan rakyat dan negeri ini .

Tapi hari ini Mahasiswa tengah tertidur , pulas sekali . Mereka lupa akan peran mereka . Mereka lupa bahwa di tengah kondisi yang carut-marut ini ada petani , buruh , pedagang , rakyat kecil yang menunggu mereka , mengharapkan mereka , memberikan perubahan menjadi lebih baik .

Perubahan seperti apa ?

Sungguh reformasi sama sekali tidak memberikan hasil , tidak ada perubahan melalui reformasi . Bisa kita lihat faktanya , dulu ketika rakyat menganggap bahwa akar permasalahan negeri ini adalah kepemimpinan Soekarno yang buruk maka mahasiswa menuntut untuk turunnya Sokarno . Maka setelah Soekarno turun dan digantikan rezim selanjutnya apakah keadaan menjadi membaik ? Tidak , keadaan malah semakin memburuk .

Dulu ketika rezim Orde Baru mahasiswa beranggapan bahwa akar permasalahan KKN yang terjadi adalah karena Soharto dan kroni-kroninya , tapi setelah Soharto lengser dan digantikan pemimpin selanjutnya , apakah keadaan semakin membaik ? Tidak , sama sekali tidak .

Keadaan hingga detik ini malah semakin memburuk . Negeri ini telah berganti 6 kali pemimpin , tapi apakah hingga pemimpin yang ke enam itu keadaan semakin membaik ?

Maka dari fakta diatas itu saudaraku , ingin saya sampaikan pada kalian yang salah pada negeri ini adalah bukan rezimnya , bukan orang-orangnya , melainkan sistemnya . Sistem yang mengatur negeri ini salah . Demokasi Kapitalisme telah gagal menata negeri ini , yang ada sistem itu telah menyengsaraka rakyat dan menguras habis kekayaan negeri ini .

Jika akar masalahnya adalah sistemnya , maka solusi tuntas dari masalah ini adalah mengganti sistem tersebut . Dan sungguh hanya sistem yang berdasarkan Kebenaran haqiqi dari Sang Maha Pandai lah yang harus diterapkan , yang akan membawa kesejahteraan dan kebaikan pada negeri ini , yaitu Sistem Islam dalam bingkai daulah Khilafah Islamiyah .

Didasari dari analisa dan pengkajian fakta diatas , maka pada Tanggal 27 November 2011 di GOR CLS Kertajaya Surabaya , 4000 Mahasiswa Se Jawa Timur hadir , membulatkan tekad , menyatukan suara dalam KONGRES MAHASISWA ISLAM INDONESIA , dan melahirkan sumpah yang akan kami jadikan poros kehidupan kami sebagai mahasiswa , yang akan kami jadikan visi kami sebagai kaum intelektual , dan yang kami yakini bahwa ini adalah titik tolak kebangkitan mahasiswa di negeri ini .


Sejak kemerdekaan hingga lebih dari enam dekade, sekulerisme mengatur Indonesia, terlepas dari siapa pun yang berkuasa. Hal yang sama juga terjadi di negeri-negeri muslim lainnya. Sistem sekuler telah menyebabkan rakyat terus menerus hidup dalam berbagai krisis yang tidak berkesudahan. Sampai saat ini fakta kemiskinan, kebodohan, kedzaliman, ketidakadilan, disintegrasi dan berbagai problem lain, termasuk penjajahan dalam segala bentuknya, senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya. Sistem sekuler telah mengakibatkan potensi sumberdaya alam dan kekayaan mineral yang sangat melimpah tidak mampu membuat rakyat hidup dalam kebaikan. Justru sebaliknya, rakyat hidup dalam penderitaan. Semua potensi dan kekayaan alam yang dimiliki seolah tidak memberikan arti apa-apa buat hidup rakyat.

Oleh karena itu, setelah kami melihat, mencermati dan menganalisa fakta kerusakan yang ada serta merumuskan kondisi ideal, maka demi Allah, Zat yang jiwa kami berada dalam genggaman-Nya, kami mahasiswa Indonesia bersumpah :

1. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa sistem sekuler, baik berbentuk kapitalis-demokrasi maupun sosialis-komunis adalah menjadi sumber penderitaan rakyat dan sangat membahayakan eksistensi Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

2. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa kedaulatan sepenuhnya harus dikembalikan kepada Allah SWT – Sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan - untuk menentukan masa depan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

3. Dengan sepenuh jiwa, kami akan terus berjuang tanpa lelah untuk tegaknya syari’ah Islam dalam naungan Negara Khilafah Islamiyah sebagai solusi tuntas problematika masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

4. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan kepada semua pihak bahwa perjuangan yang kami lakukan adalah dengan seruan dan tantangan intelektual tanpa kekerasan.

5. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan bahwa perjuangan yang kami lakukan bukanlah sebatas tuntutan sejarah tetapi adalah konsekuensi iman yang mendalam kepada Allah SWT.
Dengan ini kami menyeru pada kalian semua mahasiswa , untuk bergabung dengan perjuangan ini .


Bangkitlah mahaiswa ! Bangunlah dari tidurmu yang sudah terlalu lama !
Wahai mahasiswa , dunia dalam genggaman kita . Perubahan adalah niscaya kemenangan bagi Islam , tidakkah kalian malu jika kalian hanya diam ? Kini sudah saatnya kta bergerak , bersatu , tegakkan sistem Islam .

Sabtu, 19 November 2011

Saya Ingin Jadi Guru: SELAMAT HARI GURU

Hari ini saya teringat sewaktu saya masih duduk di bangku TK , dengan pinsil di tangan saya dan buku bergambar Doraemon di meja saya . Saya menggambar-gambar . Saya gambar bentuk kotak dan diatasnya ada bangun segitiga , saya beri tulisan Sekolah SD di bangun itu , kemudian disampingnya ada orang (yg baru saya sadari ternyata mirip orang-orangan sawah) menjinjing sesuatu berbentuk kotak yang saya sebut waktu itu tas . Saya sangat senang . berlari . Memperlihatkan pada ibuk saya : buk , ini cita2ku .. aku pingin jadi guru .. teriak saya riang .

Bagi saya ketika itu guru adalah sosok yg keren . pinter . dan tau banyak hal .

di TK saya melihat guru-guru saya pintar menggambar dan menyanyi . Tutur kata mereka halus dan tidak pernah marah . Mereka selalu bisa melerai teman-teman saya yang berebut mainan .

Satu hal yang membuat saya kagum dengan guru adalah karena mereka mampu memintarkan orang , fikir saya waktu itu . Saya yg malu untuk menyanyi di depan kelas di berikannyalah motivasi untuk berani bernyanyi , saya yg tidak pandai menggambar diajarinyalah cara menggambar pemandangan dan rumah , saya yang kesulitan untuk menghitung dituntunnya bagaimana menjumlah dan mengurangi , dan banyak lagi .

Suatu hari saya ingin menjadi guru yang memintarkan orang terlebih mendidik orang , memberikan contoh teladan terbaik . Posisi yg sangat diperlukan saat ini dimana kerusakan sudah tersistem , dimana orang telah kehilangan panutan teladan yang baik : yang mencontohkan kebenaran .

Guru , saat ini menjadi profesi yang penuh kontroversi . Kenapa saya sebut seperti itu ? Karena telah terjadi pergeseran nilai-nilai dari dalam profesi guru itu sendiri . Teman saya nyeplos ketika kami diskusi di kelas , katanya kalau dulu guru itu di gugu dan ditiru , tapi sekarang guru itu di gugu malah ngajak turu (tidur) . Walaupun ungkapan itu tidak boleh digeneralisir kesemua orang yg berprofesi guru , tapi ungkapan itu memperlihatkan telah ada kemunduran nilai dari profesi guru .

Guru seharusnya memiliki dua kompetensi yang wajib dipenuhi , pertama Kompetensi Personal dan kedua Kompetensi Profesional . Kompetensi personal itu seperti apa ? yaitu kemampuan dari dalam diri guru untuk memunculkan sikap disiplin , bijaksana , jujur , adil , atau sikap-sikap baik yg perlu dimunculkan sebagai percontohan untuk siswanya . Hal ini sangat penting dimiliki oleh guru , karena guru akan di jadikan panutan oleh para siswanya , ketika para guru tidak mampu memberikan contoh yang baik maka siswa juga akan terbentuk menjadi pribadi yg tidak baik pula , yang dia dapat dari gurunya .

Kompetensi Profesional adalah kemampuan atau kewenangan yg dimiliki guru untuk mengajar suatu jenjang pendidikan atau suatu mata pelajaran yang dikuasainya . Contoh seorang guru yang berpendidikan Biologi misal , maka kompetensi mengajar mereka pelajaran biologi . suatu kesalahan ketika seorang guru lulusan PAUD harus mengajar kimia . Hal ini sesuai dengan istilah : Right man on the right place .

Nahh , tapi apa yg terjadi ? faktanya di negeri ini belum pernah mengalami masa dimana guru-gurunya memiliki dua kompetensi tersebut secara bersamaan . Di kisaran era tahun 1945 - 1998 sebelum krisis , guru di Indonesia adalah guru yang sederhana dan bersahaja , mereka bekerja dengan bayaran yang kecil tapi mereka bekerja dengan keras dan penuh ikhlas untuk mencerdaskan bangsa (hal ini bisa dibuktikan dengan minimnya gaji guru waktu itu , hingga orang menganggap profesi guru saat itu adalah profesi yang tidak prospek , jauh dari kesan sejahtera apalagi kaya). Moral mereka terjaga , sebagai seorang yang patut untuk dijadikan contoh teladan . Guru bagi mereka bukan sebuah profesi yang mereka jadikan sumber utama mendapatkan nafkah , tapi merupakan panggilan dari dalam jiwa mereka untuk rela dan ikhlas mendidikan anak-anak bangsa . Tapi pada kisaran periode ini kompetensi profesional gurulah yang rendah, contoh misalkan seseorang bisa mengajar sekolah menengah hanya dengan berijazah SPG, ataupun banyak dosen2 di era tahun 65 yang masih bergelarkan sarjana . Tapi menurut saya pribadi hal itu tidak terlalu menjadi soal , karena guru masih mampu menjadi teladan yang baik walaupun mungkin secara intelektual mereka masih belum terlalu tinggi . Karena yang memang itulah tuntutan utama seorang guru: memberikan teladan yang baik .

Mari kita tengok guru-guru sekarang ? apa yang terjadi ? Profesi guru telah menjadi komoditi yang di buru banyak orang karena sekarang gaji seorang guru bergelar PN sangat menggiurkan . Coba kita bandingkan kampus-kampus pendidikan , lebih banyak manakah mahasiswa yang berkeinginan menjadi guru karena memang panggilan dari hatinya dengan mahasiswa yang berkeinginan menjadi guru karena mudahnya mencari pekerjaan kelak .

Banyaknya peminat profesi guru yang dipengaruhi oleh tingginya gaji ini juga bisa di lihat dari ngetrendnya program-program sertifikasi guru . Entah itu berbentuk PLPG maupun PPG . Program-program ini sangat banyak menarik minat guru karena setelah mereka mendapatkan sertifikat tersebut mereka akan mendapatkan gaji dua kali lipat dari gaji pokok , sangat menggirukan bukan ? belum lagi banyak terjadinya praktek jual beli portofolio yang merupakan persyaratan dalam PLPG . Kasus terbaru tentang kecurangan dalam sertifikasi guru telah di ungkapkan PB PGRI Sulistyo saat konfrensi pers di gedung D kemendikbud. (okezone.com, 23/11 2011)

Memang era sekarang ini kompetensi profesional guru benar-benar diangkat . Pendidikan mereka di tinggikan dengan pelatihan-pelatihan , syarat mengajar mereka juga di tinggikan , misalkan bagi guru SD sekarang wajib bergelar sarjana , dan bagi dosen minimal S2 . Sangat berkembang pesat sekali daripada era sebelumnya . Tapi kita lihat kompetensi personal mereka , banyak dari mereka yang kehilangan jati diri sebagai guru . Guru bukan lagi profesi yang memang tumbuh dari hati mereka untuk mengajar dan mendidik . Banyak guru yang berorientasi pada gaji yang tinggi , hingga mereka lalai untuk apa seharusnya mereka mengajar dan mendidik . Banyak juga calon guru (mahasiswa) kuliah hanya untuk mencari pekerjaan yang mudah , gaji tinggi dengan menjadi guru . Jika hal-hal itu muncul dalam pemikiran guru/calon guru maka apa yang mereka kerjakan (mengajar) akan berlandaskan sifat pragmatis yaitu mencari manfaat dari apa yang mereka lakukan (pamrih) , dan kemudian sifat ikhlas dan rela berkorban untuk mengajar dan mendidik lama kelamaan akan terkikis dari guru-guru di negeri ini .

Belum lagi fakta-fakta yang terjadi seperti di Medan seorang guru mencabuli dua siswinya (Detiknews.com). Di Surabaya Kepala SDN Kendangsari I telah memalsu tanda tangan untuk melakukan penyimpangan penggunaan dana BOS dan BOPDA (centroone.com). Kemudian banyak sekali guru yang melakukan tindak kekerasan pada siswa. Hal-hal seperti itu sudah sangat sering kita jumpai di media-media . Sangat banyak .

Sebenarnya apa yang menjadi penyebab masalah-masalah itu tadi ? Apa yang menyebabkan profesi guru terdegradasi menjadi profesi yang diperebutkan karena gajinya yang tinggi ?

Semua terjadi karena adanya himpitan ekonomi yang menuntut semua orang untuk mendapatkan nafkah yang lebih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya , ada sebuah kondisi yang memaksa orang-orang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin menjulang tinggi . Tidak hanya pada profesi guru saja sebenarnya , tapi disemua jenis profesi mereka dituntut untuk mendapatkan lebih . Dan gurupun dipaksa untuk itu .

Keadaan hari ini memaksa guru untuk bersikap seperti itu , untuk mencari penghasilan yang besar , untuk mendapatkan gaji yang besar , karena kondisi menuntut untuk demikian . Bisa kita lihat dengan semakin mahalnya biaya pendidikan , kesehatan , harga bahan-bahan pokok , dsb . Jika keadaan sudah seperti ini maka apakah ada pilihan lain bagi para guru kecuali untuk memilih menjadikan profesi guru ini menjadi sumber nafkah dan berorientasi pada gajinya ? iya , guru-guru telah dipaksa , guru-guru telah terpaksa oleh sistem yang mengatur mereka , entah mereka sadar atau tidak .

Begitupun juga para calon guru , mereka yang kuliah dengan orientasi pekerjaan yang menghasilkan gaji besar , keinginan cepat lulus , terlalu akademisi dan lupa akan fungsi sosial mereka untuk peduli terhadap keadaan bangsa , sungguh mereka juga telah dipaksa . Keadaan kampus dengan beban kuliah yang berat akan memaksa mereka untuk tidak peduli dengan keadaan sekitar mereka . Mereka disibukkan dengan jam kuliah yang padat , dan tugas-tugas yang tanpa henti , menjadikan mereka bersikap apatis , dan menghilangkan sikap kritis mereka terhadap tatanan sistem yang salah ini , karena mereka berpikir telah sangat sibuk tidak ada waktu untuk memikirkan yang lain . Biaya kuliah yang sangat mahal juga telah menumbuhkan keinginan dalam diri mereka untuk segera mengembalikan modal yang telah mereka keluarkan selama mereka kuliah , dari keadaan seperti ini munculah orientasi kuliah hanya untuk mencari kerja bukan lagi mencari ilmu .

Siapa yang salah ? sistemnya atau gurunya ?

Iya , kita telah dipaksa .

Guru adalah manusia . Mereka adalah bapak dari anak-anak mereka , mereka adalah ibu dari anak mereka . Mereka adalah suami dari istri-istri mereka , mereke adalah istri dari suami-suami mereka . Mereka memiliki keluarga , yang senantiasa menunggu kedatangan mereka dirumah . Mereka memiliki anak , yang menunggu mereka membawakan makanan , pakaian ataupun sekotak susu . Mereka sangat mencintai keluarga mereka .

Sungguh sangat manusiawi ketika seseorang memberikan nafkah pada keluarganya , sungguh sangat mulia seorang ayah-ibu mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga pendidikan tertinggi . Tapi keadaan telah menyulitkan itu semua . Sistem telah membuat harga makanan , pakaian , susu melambung tinggi , keadaan telah membuat biaya pendidikan dan kesehatan mahal . Maka sangat wajar ketika dalam keadaan seperti itu , seseorang menjadi terfokus pada harta atau penghasilan , karena keadaanlah yang memaksa . Maka , siapa yang tidak manusiawi ? gurunya atau sistemnya ?

Benar sekali kawan-kawanku , sistem yang bercokol di negeri ini telah salah , sistem yang mengatur negeri ini telah gagal mensejahterakan rakyatnya . Sistem di negeri ini telah memaksa rakyatnya menjadi rakyat yang pragmatis , mementingkan diri sendiri dan hanya berorientasi pada harta dan kekayaan .

Ya , demokrasi berazaskan kapitalisme-sekuler telah gagal . Sistem yang berlandaskan persaingan bebas dan hanya berihak pada pemilik modal itu sudah tidak mampu memanusiakan manusia . Ide-ide mereka tentang HAM dan kebebasan sungguh telah menghilangkan nilai-nilai luhur kemanusiaan di negeri ini . Bagaimana rakyat terjerumus pada persaingan bebas , yang cenderung menghalalkan segala cara , rakyat saling sikut hanya untuk mendapatkan kelebihan harta , dan banyak lagi kebobrokan yang muncul dari ide sistem sekarang ini .

Lalu apa yang bisa kita lakukan di sistem yang sudah rusak seperti ini ? Sungguh satu-satunya solusi atas permasalahan di negri ini adalah mengganti sistem yang ada dengan sistem baru yang telah terbukti kebenaran dan kelayakannya untuk diterapkan, yaitu sistem islam . Islam adalah agama sekaligus ideologi yang darinya muncul peraturan-peraturan yang bisa diterapkan . Termasuk sistem yang mengatur pendidikan (termasuk juga guru) . Bagaimana telah terbukti pada era kekhilafahan Islam mampu menjadi negara yang paling maju pendidikan dan ilmu pengetahuannya , begitu juga kesejahteraan guru sangat terjamin disitu .

Tiga aspek yang di gratiskan oleh negara khilafah pada rakyatnya adalah kesehatan , keamanan , dan pendidikan . Dana yang digunakan adalah dari sumber daya alam yang dikelola langsung oleh negara (tidak dijual kepada asing seperti sistem demokrasi) . contoh kecil misalkan Gunung Emas Freeport menghasilkan 200 ton emas per hari (taukah kalau pembagian antara AS dan Indonesia adalah AS=90% dan Indonesia=10%) . Bayangkan jika emas sebanyak itu di kembalikan pada rakyat untuk menggratiskan pendidikan , bagaimana rakyat tidak pintar ? Bagaimana guru tidak akan sejahtera ? guru tidak akan perlu lagi memikirkann gaji yang rendah dan kebutuhan ekonomi yang mendesak , mereka akan mampu konsentrasi mengajar dan mendidik jika kebutuhan mereka telah tercukupi .

Dan itulah rahasia kenapa Khilafah Islam dulu itu maju pendidikan dan ilmu pengetahuannya: karena negara BERTANGGUNGJAWAB PENUH untuk memberikan pendidikan pada rakyatnya .

Sungguh sudah saatnya keadaan berubah , sungguh sudah muak seharusnya kita sekarang ini dengan keadaan yang ada . anda yang masih menganggap keadaan hari ini normal , maka bisa dipastikan andalah yang abnormal .

Sudah saatnya sistem demokrasi dihapus dan diganti dengan islam , bukan tanpa alasan tapi kita telah melihat fakta bahwa sungguh sistem ini telah gagal .

SELAMAT HARI GURU 25 November 2011 .
Jadilah guru yang baik , guru yang jadi teladan dan menyampaikan kebenaran .

Senin, 14 November 2011

Memimpin



Memimpin , adalah dimana ketika kau mampu mengorbankan lebih dari yang kau mampu kepada apa yang kau pimpin .



Pemimpin harus mampu membuat ucapannya didengar , yang lebih penting pemimpin harus mampu mendengar .

Pemimpin harus mempu mengarahkan , yang lebih penting pemimpin harus mampu diarahkan terlebih ketika dia salah .

Pemimpin harus mampu merasakan .

Pemimpin harus mampu menyatu .

Lalu pemimpin seperti apakah yang ucapannya sudah tidak lagi didengar padahal dia sudah mau mendengar; apa yang dia arahkan sudah tidak mau diikuti padahal dia sudah selalu mau diarahkan; tidak ada yg mau merasakannya padahal dia selalu bisa merasakan yg lain; pemimpin yg termarjinalkan padahal dia selalu berusaha menyatu; padahal dia sudah mengorbankan lebih dari yang dia mampu kepada apa yang dia pimpin ?

Rabu, 07 September 2011

Siapa yang Kita Sembah

Oleh: Divan Semesta


Sebuah ayat kubuka, ayat al Taubah 9: 31.

Bagaimana bunyinya sahabat-sahabatku?

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib (pendeta-pendeta) mereka sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”.(QS. At-Taubah [9] : 31)

Pada satu saat, Baginda Rasulullah yang mulia, yang kita cintai dengan darah dan kerinduan hingga sesak itu berbisik di telinga, menyentuh hati kita dengan kehangatan ucapannya.

Apa yang beliau katakan?

Melalui Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Adi bin Hatim Ath-Thai, bahwa Adi bin Hatim mengahadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan di lehernya ada salib, sementara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam membacakan ayat Al Taubah 9:31.

Ia (Adi bin Hatim) berkata:
"Maka aku interupsi, mereka tidak pernah menyembah (para pendeta)."

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Ya (mereka menyembah para pendeta). Jika (para pendeta) mengharamkan kepada mereka sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram, mereka mengikuti (para pendeta itu) maka itulah cara mereka menyembah pendeta mereka”.

(Ibnu Katsir, Maktabah Dar al-Salam, 1994, 2/459).

Saudaraku, siapakah yang kita sembah? Allah-kah? Atau partai, atau pemimpin politikmu? atau hawa nafsu?

Ketika kita menyatakan Ahmadiyah sesat, karena mereka memiliki wahyu Mirza Ghulam dalam 'kitab suci' Tadzkirahnya, karena kaum Ahmadiyah itu menjadikan Tadzkirah sebagai sumber hukum.

Maka tidak sesatkah kita, ketika kita mengambil sumber hukum tidak berdasarkan hukum Allah, diluar itu kita malah memusuhi manusia-manusia yang rindu syariat-Nya ditegakkan? membuat fitnah atas mereka?

Lantas, siapakah yang kita sembah? Allah kah? atau ... ke-ilahian itu telah berpindah pada sosok manusia dan perangkat hukum yang dibuatnya.

Senin, 05 September 2011

Obralan

tau gambar ini ?













kalau liat gambar diatas gue inget ama yang namanya pacaran . mirip kaya barang yang di obral .

gimana nggak ..

si pacar kaya barang obralan yang bebas di pegang ama sapa aja , di pilih2 ,di tawar , di coba2 , kalau gak cocok ya di buang ..

dan yang namanya barang obralan pastinya itu barang udah bekas ..




















































***



bedain ama gambar dibawah ini ..














kalau yang ini jelas beda , nggak sembarang orang bisa nawar , apa lagi megang .

cuma orang tertentu yang memenuhi syarat tertentu yang boleh memiliki . yang pasti ini lebih keren ..

dan cuma orang yang resmi memiliki doang yang boleh megang dan make ..

































Gimana menurutmu ??

ideologicalRose

Negara Islam: Fakta Normatif Dan Empiris


Oleh: Hafidz Abdurrahman

Ada sebagian intelektual yang menyatakan, bahwa Alquran dan Sunnah tidak pernah mewajibkan untuk mendirikan Negara Islam. Bahkan, ada yang menyatakan, bahwa Alquran dan Sunnah juga tidak pernah menyebut Negara Islam.

Pernyataan seperti ini bisa terjadi karena dua kemungkinan. Pertama, karena merasa tertuduh, terutama ketika Negara Islam telah menjadi monster yang menakutkan, sehingga takut. . Kedua, karena tidak tahu atau tidak menemukan, bahwa Negara Islam tersebut memang ada di dalam Alquran dan Sunnah.

Tentu, baik karena kemungkinan yang pertama maupun kedua, sama-sama tidak mewakili Islam. Bahkan, pandangan yang muncul dari keduanya sama-sama tidak mempunyai nilai apapun dalam ajaran Islam. Apalagi, masalah negara ini merupakan masalah ma’lum[un] min ad-din bi ad-dharurah (perkara agama yang sudah diyakini/diketahui kepentingannya). Karena itu, adanya negara ini hukumnya wajib. Kewajibannya pun telah disepakati oleh para ulama, baik Ahlussunnah, Syi’ah, Khawarij maupun Muktazilah (Lihat, al-Asy’ari, Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilafi al-Mushallin, Juz II/149).

Imam an-Nawawi, dalam kitabnya, Raudhatu at-Thalibin wa ‘Umdatu al-Muftin menyatakan, bahwa mendirikan imamah hukumnya Fardhu Kifayah. Jika hanya ada satu orang (yang layak), maka dia wajib diangkat. Jika tidak ada yang mengajukannya, maka imamah itu wajib diusahakan (Lihat, an-Nawawi, Raudhatu at-Thalibin wa ‘Umdatu al-Muftin, Juz VIII/369). Imamah yang dimaksud oleh Imam an-Nawawi di sini tak lain adalah Khilafah, atau Negara Islam.

Karena itu, tidak ada perbedaan di kalangan ulama, bahwa Nabi Muhammad, selain sebagai Nabi dan Rasul, baginda SAW adalah kepala negara. Ini dibuktikan dengan firman Allah SWT yang menitahkan, bahwa tugas Nabi dan Rasul hanya tabligh (menyampaikan risalah): “Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (Q.s. an-Nur [24]: 54)

Tetapi, faktanya banyak nash Alquran memeritahkan kepada Baginda SAW untuk memotong tangan pencuri (QS al-Maidah [05]: 38), mencambuk pezina (QS an-Nur [24]: 3), memerintah berdasarkan hukum Allah (QS al-Maidah [05]: 49), memerangi kaum Kafir (QS at-Taubah [09]: 36), menumpas perusuh (QS al-Maidah [05]: 33). Sedangkan tugas-tugas di atas adalah tugas yang lazimnya dijalankan oleh kepala negara.

Dari dua kategori nash di atas, yaitu nash yang menyatakan Nabi Muhammad SAW sebagaimana Nabi dan Rasul yang lain hanya diberi tugas untuk tabligh, tetapi nash-nash lain memerintahkan Nabi Muhammad untuk melakukan tugas-tugas negara, maka bisa ditarik kesimpulan, bahwa Nabi Muhammad bukan hanya Nabi dan Rasul, tetapi juga kepala negara. Ini berbeda dengan Nabi Musa, Isa, Ibrahim, Nuh -‘alaihim as-salam, yang hanya diberi tugas untuk tabligh. Ini kemudian dipertegas oleh Nabi sendiri: “Dahulu Bani Israil diurus oleh para Nabi. Ketika seorang Nabi telah wafat, maka digantikan oleh Nabi yang lain. Bahwa, tidak akan ada seorang Nabi pun setelahku, dan akan ada para khalifah. Jumlah mereka pun banyak.” (HR Bukhari)

Sabda Nabi yang menyatakan, Wa innahu la nabiyya ba’di, wa sayakunu khulafa’ fa yaktsurun (Bahwa, tidak akan ada seorang Nabi pun setelahku, dan akan ada para khalifah. Jumlah mereka pun banyak) membuktikan, bahwa posisi Baginda SAW sebagai Nabi dan Rasul yang terakhir tidak tergantikan. Tetapi, posisi Baginda yang lain, yaitu kepala negara yang bisa digantikan. Dan pengganti Baginda SAW adalah Khalifah, yang memerintah secara berkesinambungan, sehingga jumlahnya banyak.

Semuanya ini membuktikan, bahwa ajaran tentang negara jelas dinyatakan dalam nash, khususnya Sunnah, dengan istilah Khilafah (HR Ahmad dari Nu’man bin Basyir), dan pemangkunya disebut Khalifah (HR Bukhari dari Abu Hurairah). Karena itu, istilah Khilafah dan Khalifah adalah istilah syariah, yang digunakan oleh nash syariah, sebagaimana Shalat, Zakat, Jihad dan Haji, untuk menyebut negara dengan konteks dan konotasi yang khas. Konteks dan konotasi Khilafah itu tak lain adalah negara kaum Muslim di seluruh dunia yang dibangun berdasarkan akidah Islam, untuk menerapkan hukum-hukum syariah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. Negara kesatuan, bukan federasi maupun persemakmuran; bukan monarki, baik absolut maupun parlementer; bukan pula republik, baik presidensiil maupun parlementer; bukan pula demokrasi, teokrasi, autokrasi maupun diktator. Itulah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.

Tentang penggunaan istilah Negara Islam (ad-Daulah al-Islamiyyah), memang tidak pernah digunakan oleh Alquran dan Sunnah. Karena istilah Daulah adalah istilah baru, yang diambil dari khazanah di luar Islam. Awalnya istilah ini digunakan oleh para filosof Yunani Kuno, seperti Plato dan Aristoteles. Sementara umat Islam baru berinteraksi dengan filsafat Yunani, ketika mereka menaklukkan Mesir dan Syam pada zaman Umar bin al-Khatthab. Namun, istilah Daulah saat itu juga belum digunakan. Baru setelah buku-buku filsafat diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada zaman Khilafah Abbasiyah, mulailah istilah tersebut dikenal oleh kaum Muslim. Kata Daulah digunakan untuk menerjemahkan kata State, yang digunakan oleh Plato maupun Aristoteles dalam buku mereka.

Namun, karena istilah Daulah ini bisa misunderstanding, maka para ulama kaum Muslim ketika menggunakannya untuk menyebut Khilafah, mereka pun menggunakan kata Daulah dengan tambahan sifat Islamiyyah di belakangnya, sehingga mulailah kata ad-Daulah al-Islamiyyah digunakan untuk menyebut Khilafah. Ini bisa dilacak pada tulisan Ibn Qutaibah ad-Dainuri (w. 276 H), dalam kitabnya, al-Imamah wa as-Siyasah, yang ditulis pada pertengahan abad ke-3 Hijriyah. Boleh dikatakan, Ibn Qutaibahlah ulama yang pertama kali menggunakan istilah tersebut sebagai padanan dari istilah Khilafah.

Setelah itu, diikuti oleh Yaqut al-Hamawi (w. 626 H) dalam Mu’jam al-Buldan, Ibn Taimiyyah (w. 726 H) dalam Majmu’ al-Fatawa, Ibn Katsir (w. 774 H) dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, dan Ibn Khaldun (w. 808 H) dalam Muqaddimah dan Tarikh Ibn Khaldun. Inilah fakta normatif eksistensi Negara Islam atau Khilafah dalam khazanah klasik. Selain fakta normatif, juga ada fakta empiris yang telah membuktikan eksistensinya, baik dalam bentuk perundang-undangan yang pernah diterapkan pada zamannya, maupun peninggalan fisik yang hingga kini masih berdiri kokoh di negeri-negeri kaum Muslim.

Maka, sangat memalukan jika ada intelektual atau ulama yang menyatakan, bahwa Alquran dan Sunnah tidak pernah mengajarkan tentang Negara Islam. Pernyataan yang sebenarnya tidak akan mengurangi sedikit pun kelengkapan dan keagungan ajaran Islam. Sebaliknya, justru meruntuhkan kredibilitas mereka sebagai intelektual atau ulama. Wajar, jika karena alasan yang sama, Hai’ah Kibar Ulama’ al-Azhar di masa lalu telah mencabut seluruh gelar dan ijazah yang telah diberikan kepada Ali bin Abd ar-Raziq. Wallahu a’lam.

Minggu, 07 Agustus 2011

SAYA ANTI DEMOKRASI Oleh Emha Ainun Najib


Dalam buku barunya, Emha menelurkan pernyataan kontroversial, buku baru yang ia terbitkan berjudul "Iblis Nusantara Dajjal Dunia". Berikut sekilas apa yang ia tuangkan dalam bukunya yang cukup menarik untuk disimak, yaitu "Anti Demokrasi"

Kalau ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek, dan Danramil harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya diktator mayoritas. Mentang-mentang Ummat Islam mayoritas, asalkan yang mayoritas bukan yang selain Islam - harus mengalah dan wajib kalah. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Tapi kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar namanya.

Kalau Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam. Tapi kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam.

"Agama" yang paling benar adalah demokrasi. Anti demokrasi sama dengan setan dan iblis. Cara mengukur siapa dan bagaimana yang pro dan yang kontra demokrasi, ditentukan pasti bukan oleh orang Islam. Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak yang diplonco dan dites terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam.

Kaum Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh peradaban dunia. Dan untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang membaca kelakuan kecurangan informasi jaringan media massa Barat atas kesunyatan Islam.

Orang-orang non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan previlese dari Tuhan untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca Al-Quran dan menghayati Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, melainkan dengan menilai dari sudut pandang mereka.

Maka kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa melalui apresiasi terhadap Qur'an, saya juga akan siap menyatakan diri sebagai anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap kelakuan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Dan dari sudut itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam juga menilai Islam.

http://rootsofmadinahjurnal.blogspot.com/

Senin, 18 Juli 2011

HAMnya Sukardi

Ditengah ocehan dosennya yang ngomong tentang HAM, Kardi malah ngantuk. Matanya sembab , lengket seperti di lem castol warna kuning-kuning. Tadi malam dia ngelembur nonton film Butterfly Efect yang baru dia bajak di internet.

Di tengah-tengah keseriusan teman-temannya memperhatikan pelajaran dari dosennya, Kardi malah sibuk mencari posisi tidur yang enak agar tidak ketahuan dosennya itu.

Teman-temannya geleng2 kepala melihat tingkah Kardi yang nyeleneh itu. Mereka tertawa. hehe

Ibu Dosen yang udah punya gelar profesor itu dicuekin Kardi. Kardi melulu menguap. Sang dosen pun mengencangkan suara, dia bilang:

“ manusia itu memiliki Hak berdiri sendiri, hak kebebasan. Hak yang diseb
ut hak asasi manusia, yang di lindungi oleh PBB. Bla bla bla ... “

Hoah , ngantuk ..

“ manusia berhak melakukan apa saja. Misalnya berhak berpendapat, berhak mengapresiasikan seni, berhak memilih keyakinan agama. Blu ble blu ble ....

Hoahhhhmm ..

“ dan kebenaran itu bentuknya relatif. Tergantung dimana tempatnya. S
esuatu yang benar di afrika belum tentu benar di indonesia, juga sebaliknya. Dan kita tidak bisa memaksakan sesuatu yang kita anggap benar. Selama sesuatu itu bermanfaat di suatu tempat, maka hal itu bisa disebut kebenaran . blah bleh blah bleh ... “

Hoooooaaaahhh ...

“ demikiann juga dalam beragama, kita tidak boleh menganggap agama kita paling benar karena sekali lagi kebenaran itu relatif. Dan kita harus menjunjung tinggi pluralisme. Kitap
un juga tidak bisa menyalahkan orang yg keluar dari agamanya, karena itu hak mereka yang tidak bisa diikat. Kita harus menghormati pilihan mereka, karena agam kita adalah agam kita dan agama mereka adalah agama mereka. Blueh blueh blueh blueh ...”

Hooooooaaaaahhhmmm , ngantuuukk ..

Semua adalah relatif (All is relative) merupakan slogan generasi zaman postmodern di barat. Ia bagaikan firman tanpa tuhan, dan sabda tanpa nabi. Ia menyerupai undang-undang, tapi tanpa penguasa. Slogan itu memang enak didengar dan menjanjikan kenikmatan syahwat manusia. Baik buruk, salah benar, porno tidak porno, sopan tidak sopan, bahkan dosa tidak dosa adalah nisbi belaka. Artinya tergantung siapa yang menilainya.

Kalau kita mau jujur, Slogan relativisme ini sebenarnya lahir dari kebencian. Kebencian pemikir barat modern terhadap agama. Benci terhadap sesuatu yang mutlak dan mengikat. Generasi postmodernis pun mewarisi kebencian ini. Tapi semua o
rang tau, kebencian tidak pernah bisa menghasilkan kearifan dan kebenaran. Bahkan persahabatan dan persaudaraan tidak selalu bisa berkompromi dengan kebenaran. Aristoteles rela memilih kebenaran dari pada persahabatan.

Bukan hanya itu “semua adalah relatif” kemudian menjadi sebuah kerangka berfikir. “berfikirlah yang benar, tapi jangan merasa benar,” sebab kebenaran itu relative. jangan terlalu lantang berbicara tentang kebenaran, dan jangan menegur kesalahan,” kerena kebenaran adalah relative . “benar bagi anda belum tentu benar bagi kami,” semua dalah relatif.

Kerangka berfikir yang demikian itu disempurnakan oleh filosof paling "ngawur' dalam abad modern Nietzsche. Dengan gagasan nihilisme dan relativisme itu, filosof yang di akhir hidupnya gila itu telah menggemparkan dan menjungkirbalikan dunia intelektual dan spiritual
. Tak terpungkiri para cendikiawan, intelektual, dan mahasiswa muslim terpengaruh dan teracuni oleh pemikiran ngawurnya itu. Tak sampai disitu saja, mereka bahkan memposisikan nietzsche sebagi idola baru, nabi baru yang membawa ajaran/agama baru.


Lama-lama dosen Kardi pun geram dengan tingkah Kardi yan
g seenaknya sendiri. Sudah sejam lamanya ocehan dosen itu di tanggapi dengan uapan Kardi yang hampir menelan seisi kelas. Dengan nada marah dosen itu pun berkata:

“ KARDI ..!! dari tadi saya lihat kamu ngantuk terus? Ayoo coba kamu tanggapi apa yang sudah saya jelaskan tadi !!
Teman-teman sekelas Kardi tertawa. Haha

Dengan mata yang masih setengah terbuka Kardi nyeletuk.

“ Bu, kalo suatu hari anak perempuan ibu telanjang, kemudian dia nari-na
ri di tengah jalan sambil nyanyi. Menurut dia itu adalah bentuk apresiasi seni, dan itu adalah hak dia. Ketika ibu menegur dan memarahinya, anak itu ibu itu menjawab: ini hak saya bu, ibu tidak berhak mengikatnya. Kalau ibu melarang saya mengaprsiasikan seni berarti ibu melanggar ham. Gimana menurut ibu? “

Ibu dosen bengong.

Teman-teman Kardi plonga-plongo (bengong dan saling memandang 1 sama lain). Kemudian mereka tertawa lirih. Qieqie


Kemana HAM dan kebebasan ketika terjadi ini ..



Dan ini ..



Dan banyak lagi ..

di Sunting dari tulisan seorang kawan, Wak Hadi
Oleh: Sukardi

Jumat, 15 Juli 2011

Cerita oleh ideologicalRose

Teringat dulu ketika terakhir saya berkencan dengan pacar saya. Ketika itu saya menganggap seperti inilah cinta. Cinta yang selalu menuntut untuk diungkapkan. Cinta yang darinya selalu membutuhkan implementasi yang nyata.

Teman saya mengatakan bahwa cinta itu tak hanya diam. Kecenderungan yang muncul dari setiap hati manusia itu membutuhkan penyaluran. Penyaluran agar pemiliknya dapat menikmati keindahan yang terpancar olehnya.

Sepasang kekasih, memandang bahwa pasangannya adalah manusia terbaik di muka bumi ini. Puisi mereka puisi paling romantis. Lagu-lagu mereka lagu-lagu paling merdu. Makan malam mereka, dansa mereka, adalah suatu yang paling indah. Hati mereka berbunga-bunga, pipi mereka merona, dan mata mereka berbinar ketika mereka berdua bersama.

Dua tahun lalu terakhir kali saya mampu mengungkapkan cinta saya pada seorang perempuan, ketika itu pacar saya. Puisi kami paling romantisa, dinner kami paling indah. Dan dunia hanya milik kami berdua. Sungguh sekarang bukannya saya tidak mampu mengungkapan cinta, tapi lebih mendasar dari itu. Bahwa pemikiran saya tentang cinta sudah banyak berubah.

Bahwa cinta itu tetap suatu yang sakral bagi saya. Cinta adalah suatu yang perlu di jaga, di dalam hati. Dan perlu penjagaan yang sangat kuat agar cinta bisa di gunakan dengan sebaik cara.

Cinta di gunakan dengan sebaik cara? Seperti apa itu? Disekitar kita, sadar atau tidak sangat banyak penggunaan cinta yang tidak dengan sebaiknya, walaupun bagi para pelakunya itu merupakan hal yang lumrah. Mereka lupa hakikat kesucian cinta, dan mereka lupa untuk apa sebenarnya cinta di ciptakan Sang Pencipta.

Mereka lalai hingga rela di butakan, di butakan oleh cinta. Mereka terbuai, dengan pembenaran atas nama cinta. Tidak usahlah saya menyebutkan dengan detail contohnya, saya yakin teman2 lebih sering melihatnya. Ya, mereka yang melakukan sentuhan, ciuman, bahkan sampai hubungan tubuh intim, mereka lakukan dengan pembenaran atas nama cinta. Pembenaran bahwa cinta mampu menghalalkan ketika sepasang kekasih mau melakukannya.

Bagi saya petunjuk dalam hidup ini sudah jelas, yaitu apa yang diturunkan sang pencipta. Entah yang merupakan firmanNya atau perbuatan yang di contohkan utusanNya. Demikian juga dengan cinta, saya sudah menemukan jawabannya.

Dalam islam tak ada namanya penyaluran cinta ketika cinta itu masih haram untuk di salurkan. Disinilah islam menghormati kesakralan cinta. Cinta harus memiliki ikatan suci terlebih dahulu ketika pemiliknya hendak menikmatinya, yaitu ikatan pernikahan.

terjagalah dari segala maksiat dari segala zina dan nafsu dunia yang sesat
disatukan dalam karunia yang suci bersama jiwa2 yang selalu haus akan ibadah dan penuh harga diri
ini bukan cerita cinderella, bukan juga patah arang cinta buta siti nurbaya
tak dapat diukur tapi bersama allah semua pasti akan teratur
dinyatakan dalam ketulusan dari mutiara ketakwaan yang sangat mendalam
bersemi dari pupuk akhlak yang hebat, berbuah dalam kesabaran dan ketekunan yang lebat
tidak, ini tidak akan di mengerti oleh hati yang penuh denagn dusta, yang buta oleh warna-warni dunia yang fana
ini hanya untuk mereka yang selalu ingin luruskan keteladanan bagi generasi berikutnya
keteladanan abadi dalam harum kesturi dan buah ibadah
dan menjadi manis seperti kurma di awal rembulan yang indah
untuk selalu berjalan dalam kesetiaan dan harapan
dan hanya mau mencium atas dasar kemurnian kita berkata cinta
karna bukan apa siapa dan bagaimana tapi luruskanlah dalam wangi surga
karna apa sebenarnya kita berani berkata cinta


dan saya memilih tetap menyimpan cinta saya dan memberikan pada yang berhak kelak.

ideologicalRose di ilhami dari puisi seorang sahabat di atas . silahkan berkontemplasi sendiri ^^


Selasa, 12 Juli 2011

Che dan Revolusi Islam


‘Bagaimana aku bisa menjadi aku yang sekarang ini?’

‘Aku percaya pada persamaan hak’

‘Dan aku bersedia mati’

‘Untuk memegang senjata, dan menarik pelatuknya untuk yang aku yakini’ (Ernesto Guevara, Tokoh Sosialis Komunis, dokter muda dari Argentina. Pejuang Ideologi Sosialis-Komunis Negara Kuba).

Ada sebuah pelajaran menarik dari seorang tokoh Komunis yang memiliki Visi, melakukan Revolusi di Negara Kuba. Dokter muda yang lahir di Argentina yang saat itu ditawan oleh resim Batista, karena berontak dan berusaha menggulingkan kekuasaannya. Pernyataan itu ia katakan saat berada di dalam penjara yang pengap dan jauh dari cahaya. Akan tetapi ia melihat dari situlah awal mula Revolusi bergulir.

Ini adalah sepenggal cuplikan dari film ‘CHE, A REVOLUTIONARY LIFE’ garapan Steven Soderbergh. Saya bukan bermaksud untuk mengajari kawan-kawan mengikuti perjuangan yang ia lakukan, dan bukan pula saya pengagum CHE. Akan tetapi, saya bermaksud untuk menggambarkan bagaimana sosok pejuang Ideologi Sosialis itu. Petikan percakapan yang diperankan oleh ‘Benicio Del Toro’ itu memperlihatkan bagaimana pemikiran yang mengkristal di dalam pribadi Ernesto Guevara.

Lihatlah kawan, bagaimana ia begitu yakin dengan apa yang ia perjuangkan. Hingga ia bersedia meregang nyawa sekalipun demi terwujudnya cita-cita besarnya. Ia sangat membenci Amerika seperti halnya kawan-kawan. Ia berjuang dengan segenap tenaga dan peluru yang ia pegang dengan tanpa meninggalkannya walaupun sebentar saja, yaitu senjata.

Revolusi Merah, begitu julukan bagi Revolusi Sosialis, memperkenalkan padanya, ‘Hari ini engkau akan ditembak, atau engkau mengangkat senjata dan melawan!’ ‘Senjata adalah membunuh atau dibunuh.’ Perjuangan untuk melakukan Revolusi yang nantinya berakhir dengan kemenangan, membutuhkan para pelaku. Ia mengatakan, ‘Revolusi ini akan aku kobarkan. Akulah yang akan memimpinnya.’ Lantas ia melanjutkan perkataannya dan berharap kepada kawan-kawan yang lainnya, ‘Jangan berhenti lakukan Revolusi karena aku..Revolusi dibuat oleh satu orang dan satu lagi lalu satu lagi..’

Kawan, begitu ia sangat yakin jika kawan-kawan yang lain akan mendukung dan berkorban bersama dengannya. Revolusi dimulai oleh satu orang dan diikuti oleh satu dari yang lain dan terus memperbanyak diri. Demikian yang dilakukan oleh tokoh Komunis yang dikenal dengan nama Che Guevara. Yang hobi memakai topi berlambangkan bintang, dengan baju ala militer dan berjambang lebat. Komandan Guevara, begitu prajurit menyebutnya. Komandan yang disukai karena kebijakan dan pemikirannya. Sangat membenci perbudakan. Gerilya menjadi jalan perjuangannya. ‘Menurutmu, kemana arah perjuangan ini?’ prajurit bertanya. ‘Kemenangan!’ Komandan menjawab.‘Setelah itu?’ bertanya lagi. ‘Tak akan mudah.’ Jelasnya.

Ia katakan kepada prajuritnya, ini adalah sistem keadilan oleh rakyat dan untuk rakyat, tidak boleh mengambil barang milik rakyat. Kita harus melindunginya. Kita teruskan pertempuran ini tanpa mengorbankan harta rakyat, kita tak boleh mengambil harta mereka. Ia mengakhiri perbincangan itu dengan kalimat, ‘Aku akan diragukan sebagai pelaku Revolusi, jika aku meninggalkan tugas Revolusiku.’

2 Januari 1959 Jendral Batista melarikan diri dan para pemberontak mengambil alih. Che Guevara berhasil merealisasikan Visinya, Revolusi Negara Kuba.

Sahabat sekalian para pejuang syari’ah yang istiqomah dalam dakwah.Jika tokoh Sosialis saja demikian gigihnya memperjuangkan ideologinya, bagaimana dengan Anda pejuang Ideologi Islam—yang tak diragukan lagi kebenarannya. Bukankah Che Guevara manusia, kita juga manusia..? Bukankah Umar bin Khaththab manusia, kita juga manusia…? Bukankah Muhammad Al-Fatih manusia, kita juga manusia…? Jikalau mereka makan, kita pun makan. Jika mereka punya tangan, kita pun punya tangan. Kaki mereka dua, kita juga dua. Mereka bisa tertawa, kita juga bisa tertawa. Mereka bisa marah, kita juga bisa marah. Mereka punya otak, kita juga punya.. Jika mereka mampu mengubah dunia…., mengapa kita tidak? Jika mereka mampu menggoncang dunia, mengapa kita tidak? Lantas, apa yang membedakan kita dengan mereka? Jawabannya adalah: Kristalisasi Ideologi dan memaksimalkan potensi. Ideologi telah mengkristal dalam otak mereka, menyatu dalam darah yang mengalir deras dalam tubuhnya. Mereka telah menggunakan potensi yang dimilikinya, kita belum! Barangkali baru 1 % dari potensi yang kita miliki—yang benar-benar telah kita gunakan. Einstein baru menggunakan 10% dari otaknya. Ingatlah Jiwa-Jiwa Penggerak Revolusi Islam, cukuplah apa yang dikatakan oleh Allah SAW dalam firmanNya: “‘Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh kepada yang ma’ruf dan kamu mencegah dari yang munkar, dan kamu beriman kepada Allah” (TQS. Ali Imran: 110) (Oleh Prio Agung Wicaksono, Mahasiswa STEI Hamfara Yogyakarta dan aktivis Dakwah Kampus DIY)

Senin, 11 Juli 2011

Sandal Jepit gue


sandal jepit gue ini sudah jelek sekali . lusuh . kumel . dekil . talinya warna ijo . merk SWALLOW . harganya ceban . dulu yang gue beli 3 taun lalu warnanya masih putih . sekarang sudah krem kecoklat2an . dulu yang masih tebel se tebel ibu jari gue . sekarang tinggal setebel buku tulis adek gue yang harganya seribuan .

maklumlah , gmana lagi ? tu sandal gue pake tiap ke kamar mandi , tiap hari . jadi tiap hari tu sandal ketemunya air sama lumut . jadi mungkin itu yang bikin tu warna sandal jadi surem . belum lagi kalo pas kena kencing gue . aiihhh ..

gue sayang ama tu sandal , soalnya dia nyaman di kaki gue , empuk . walaupun sekarang gak se empuk dulu .

banyak pengalaman gue ama tu sandal . dari yang nginjek tai ayam , kena paku . pernah juga nemenenin gue jalan dorong motor pas motor gue bannya kempes , sampe tali tu sandal lepas (tapi masih bisa gue benerin kok :D)

sampek sekarang belum kepikiran gue pengen beli sandal yang baru , cintrong dah pokoknya .
dulu pernah waktu di pasar , ada rame-rame . eh , gue liat ternyata orang-orang pada nguber jambret yang ketahuan . tu jambret larinya kenceng banget , orang-orang di pasar pada nggak ada yang bisa nangkep . secara waktu itu jiwa kepahlawanan gue lagi tinggi (gue kan waktu SMA masuk tim voli: nyambung apah ?)

gue timpuk tu jambret yang lari di depan muka gue . jarak 10 meter , udah gue presesiin arah lemparan gue . Wuuuuurrrr ... gue lempar nih sandal .. bakal kena kepala si jambret nih , pikir gue ..!!

nahh looo .. ternyata nyrempet aja kagak !! wadaahhh .. payah nih .. yang ada tu sandal masuk ke warung tukang dawet depan gue . malu banget gue ..

mati nih . gue mau kabur aja , malunya nggak ketulungan soalnya . belum lagi tu yang punya warung dawet pasti marah .. pikir gue .

tapi gimana juga ? gue udah terlanjur sayang ama tu sandal . dia setia banget ama gue , masa gini aja gue mau ninggalin dia . kesetiaan gue dipertaruhin disini (lebay parah).

setelah menata hati dan keberanian sedemikian rupa , gue nekat masuk ke warung itu .

" maaf buk , mau ngambil sandal yang barusan masuk .. hhee " tampang gue cengengesan .

" oiya ini mas .. mas saya sebenernya tau tu jepit udah jelek banget . kalo emang mau di buang ya dibuang dua2nya to mas , biar kalo ada yang mau nemu yang nemu itu nggak bingung nyari pasangannyya . lagian ibuk juga gak yakin ada yang mau nemu jepit mas itu " jawab si ibuk penjual dawet sambil ketawa .

" hhheee .. iya buk " jawab gue .

parah dahh .. malu banget . gakpapalah demi sandal kesayangan gue . . toh awalnya niat gue baek (nangkep jambret) , pasti Allah udah nyatet jadi amal kebaikan gue . Allah gak liat hasilnya , Allah liat niat dan usaha kita . hoorrraaayyy ..

ini juga bukti kesetiaan gue ama dia . soalnya dia juga pernah buktiin setianya ama gue . dulu waktu gue pake tu sandal ke masjid buat sholat jamaah , pas pulangnya gue liat tu sandal gak ada di tempatnya . Wallah .. ada yang ngembat nih (pikir gue) ..

sedih rasanya . tapi mau gmana lagi , nggak bisa di cari juga . padahal gue gak nyangka da yang mau ama tu sandal . hmm , gue doain aja yabg nyuri cepet tobat , dan kalo misal dia punya sakit mata cepet disembuhkan sama Allah .

nahh , selang dua hari waktu gue berangkat lagi ke masjid tu sandal nongol lagi di halaman masjid itu . kaget campur seneng capur terharu , jadi satu waktu itu . ini buktinya tu sandal setia ama gue . walaupun dia punya majikan baru , tetep dia maunya ama gue . ou ou ouuu . so sweet ... :D

banyak kenangan yang gue punya ama sandal ini mulai yang romantis sampe yang tragis .
yang paling gue demen waktu gue jalan kaki ama nih sandal ke masjid , sholat . udah ngejalanin syariat , dapet pahala juga .

lagian gue juga pengen ntar di akhirat nih sandal jadi saksi gue didepan Allah , kalo bisa . hhee .. (sekalian aja kalo ada surga buat sandal :D , kagak mungkin)

gue pengen selalu apa-apa nikmat Allah yang dikasih ama Allah (termasuk nih sandal) gue pake buat mensyukuri nikmatNya dengan selalu ngejalanin perintahnya . gue gak mau di lalaiin ama nikmat2 yang keren itu . ato nantinya malah mereka jadi yang njerumusin gue ke neraka . jadi saksi gue yang ingkarin nikmat Allah . misalnya pas gue mau nyolong mangga di kebun punya orang , ni sandal selalu ingetin gue bahwa sebenarnya banyak banget saksi yang nantinya ngomong di depan Allah tentang apa aja yang gue lakuin di dunia , termasuk sandal ini mungkin .

kaya mereka tuh orang-orang yang bercokol di atas yang korusi , gue yakin uang-uang yang mereka korupsi jadi yang nyeret mereka ke neraka .
belum lagi rakyat-rakyat yang mereka dzolimi . yang mereka miskin karena harga-harga pada di naikkin , anak-anak kecil yang mati kelaperan karena orang tu mereka gak bisa kerja karena sistem yang amburadul , mereka yang mati karena penyakit dimana mau berobat aja dipersulit ato harganya tinggi selangit . belum lagi mereka yang ikut dosa karena pemerintahnya gak mau nerapin hukum Allah . banyak dah banyak , kalo gue sebutin satu persatu . ngeri dah ngeriii .. (elu pasti lebih punya banyak contoh)

udahlah , yang penting sandal gue ini masih setia nemenin gue . ahhaaiii ..
dan gue bakal berusaha mensyukuri semua nikmatNya dengan setia pada hukumNya , berusaha dan berusaha . bersama sandal dekil gue . piss ..

Just Useful for All of You, dear ..


Kamu tahu bagaimana persaudaraan itu diikat? Persaudaraan itu diikat bukan tanpa perdebatan

sama sekali. Ikatan itu dibentuk dengan landasan perbedaan dalam memandang suatu hal tetapi sama dalam memandang beberapa lainnya.


Suatu hari saya pernah berdebat dengan sahabat saya tentang haramnya pacaran. Betapa sahabat saya itu dengan tegas mentoleransi bahkan membolehkan mereka yang berpacaran, sementara saya belum menemukan alasan pembolehan itu. Pernah sahabat saya itu menyebut saya radikal.


Yang lain, pernah saya hampir mendiamkan sahabat saya selama satu minggu (yang ketika itu masih empat hari) hanya karena dia mencuri indomie saya yang ketika itu merupakan amunisi saya 3 hari kedepan.


Tapi setelah itu kami selalu akur. Sahabat-sahabat saya banyak yang tetap menganggap saya radikal dan saya berpikir mereka mungkin hanya belum tau kenapa sikap saya seperti ini. Kemudian saya bisa mengartikan teman saya tidak mencuri indomie itu, melainkan hanya mengambilnya tanpa izin. Selanjutnya kami seperti biasa, menghisap rokok bersama, secangkir kopi bersama, bercengkrama kesana kemari. Dan kami selalu sadar, bahwa kami saling membutuhkan.


Itulah para sahabat. Saling berdamai, saling berseteru, kadang saling memaki, berbeda pendapat, tetapi tetap diikat oleh satu ikatan. Kadang jauh tetapi tidak benar-benar menjauh karena ada rasa merindu. Kadang ada rasa kesal tetapi kesal itu hanyalah bumbu.


Benar atau tidaknya dia, salah atau kelirunya seorang sahabat atau teman yang benar-benar kita kenal bukanlah halangan bagi saya untuk menunjukkan solidaritas atasnya.


Kamu pun mungkin demikian. Itu sangat baik. Tak peduli madzhabnya apa, tak peduli pilihannya apa, selama ia seorang muslim seorang sahabat akan selalu berada disisinya, teman yang baik pun demikian.


Ini bukan berarti menyetujui atau tidak, bukan memaklumi atau tidak, mendukung atau tidak, bukan hitam dan putih: kalau hitam lalu kita tinggalkan, kalau putih okelah kita masih akan sering bertandang ke kediamannya. Tidak seperti itu.


Ini bukan tentang kamu benar, saya salah, saya salah kamu benar. Ini tentang persahabatan, sekali lagi saya bilang persahabatan.


Kita, tak peduli dia melakukannya atau tidak, yang seharusnya kita pedulikan adalah diri kita sendiri. Sejauh mana solidaritas itu dijunjung diatas kepala.


Inilah solidaritas yang saya banggakan setelah lama hidup saya tanpa rasa itu.


Saya biasa meminjamkan uang kepada teman saya walaupun perut saya sendiri bergemerincing meminta asupan. Demikian juga sebaliknya, ketika saya bertikai sebuah konflik teman saya dengan yakin mengatakan, “ kalau ada apa2 ngomong aje bel. Nanti biar gue clurit orangnya.”


Ikatan ini kasat mata, immaterial dan susah di pahami.


Pernah suatu ketika teman-teman saya rela lari dari kuliah, menyambangi saya di rumah sakit setelah saya mengalam kecelakaan motor.


Atau mereka yang sekedar menanyakan keberadaan saya ketika saya tidak muncul di kelas selama 3 hari karena demam. Dan mereka pun datang, menghibur.


Apa yang menyebabkan mereka begitu? Ikatan akidah? Hm, aku tak tahu, karena akidah dalam hal-hal tertentu perlu dibuktikan.


Kamu mungkin pernah mengalami, bahwa banyak diantara yang mengaku memiliki keterikatan akidah --dalam setiap khutbah personalnya-- tidak pernah kamu rasakan membuktikan ikatan tersebut dalam realita. Terlalu banyak hitung-hitungan untung dan rugi, bahkan meski mereka belum berkeluarga.


Entahlah


yang pasti kami saling membutuhkan, saling mengisi. Saya mencintai mereka dengan detail. Dengan cinta yang teramat tulus. Cinta yang mereka balas dengan ketulusan yang sama.


Bersama mereka saya selalu memperbaiki diri dan semakin memperdalam hubungan. Ikatan kasat mata itu semakin kuat terjalin.


Aku membutuhkan mereka, dan mereka menyambutku. Aku akan selalu bersama mereka, walaupun tanpa membawa makanan, minuman, atau uang, kecuali niat ikhlas untuk terus menerus mengencangkan simpul. Menguatkan ikatan.


dibajak dari tulisannya kang Divan Semesta

Minggu, 10 Juli 2011

real or fake its yours ..

Suatu hari di liburan akhir taun kampusku ini yang kebetulan gue lagi nongkrong di depan laptop yang nyambung ke sinyal wifi .
gue lihat blog gue . rebellito.blogspot.com .
OMG .. ternyata udah lama gak terisi ..




memang kemampuan dan keinginan nulis gue akhir2 ini sedang tumpul . entah malas atau tak tau apa yang mau di tulis . semua padam tiba2 .




entahlah , padahal pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mampu memalaskan " sumpek " datang mengganggu gue . dan menyumpekkan " malas " menjalar di hari2 gue .
dan beberapa waktu ini gue akui mereka berhasil menari2 di hari2 gue .




sampai suatu hari gue temukan sebuah blog yang imoet dan lutchu :D .
milik adek2 cewek umuran esempe it seems .
dengan judul to much make up will kill you♥ (u know the mean?) blog itu warna-warni menari .
gue baca-baca , gue lihat-lihat .
dan gue belajar .
bahwa , banyak hal yang bisa ditulis , tidak perlu nunggu inspirasi , tidak perlu nunggu malas dan sumpek pergi , dan itu sangat menyenangkan , ihiiiirrr .. :D




dan gue belajar lagi ,
bahwa nulis itu memang ada di diri gue (walaupun tulisan gue banyak yang gk penting) .
just writing , just writing , just writing ..
too much make up will kill you , real or fake its yours . (artikan sendiri)

terimakasih , adek pemilik blog itu , ayook posting lagi ..
terimakasih , chairil , rendra , nietzche , an nabhani , kamus bahasa arab v 2.0 telah mengisi beberapa hari terakhir gue ..

Put your pen for a moment

put your pen for a moment, and look at this for a while ..



































...