Sabtu, 12 Februari 2011

Valentine ooh Valentine

14 Februari 2011, mendadak semua toko-toko dan mall ngepink semua. Rumah-rumah kado bejibun orang. boneka-boneka 'berserakan' di sudut-sudut kota. Cowok-cowok pada berubah romantis, buatin puisi, nyariin coklat atau bunga buat ceweknya. Mereka yang biasanya pelit buat sekedar beliin es krim pacarnya aja, untuk hari itu berani ngomong " hari ini mau minta apa yank? ". Mereka yang biasanya kalo disuruh gurunya bikin puisi aja paling males, tiba-tiba jadi Kahlil Gibran dadakan.

Karena apa? gak usah belaga gak taulah, ya itu tu gara-gara hari Valentine yang kata orang-orang hari kasih sayang.

Valentine’s Day dengan semua hiruk pikuknya sebenarnya nggak lepas dari arus utama Konspiratif yang mau ngehancurin ketauhidan kaya yang diajarin para penyampai Risallah sejak Adam a.s. hingga Muhammad SAW. Banyak sisi dari ‘hari istimewa’ itu yang pasti belum banyak elo ketahui. Banyak yang nyangka, umat Islam dilarang ngikutin ritual ini cuma karena bersumber dari ritual kaum Nasrani. Ini nggak salah, Cuma ada yang kurang. Gereja Katolik pun pernah ngeluarin fatwa larangan umatnya buat ikut-ikutan Valentine’s Day. Bahkan Katolik Ensiklopedia menyatakan ritual Valentine’s Day berasal dari ritual pemujaan terhadap setan (The Satanic Ritual) dan paganisme. Nahh lo?

Bukan cuma, daya eksplosif Valentine’s Day juga dahsyat(ngalah2in ledakan bom atom hiroshima-nagasaki), terutama dari sisi akidah dan moral. Sasaran utama penghancuran ini tentu saja elo2 itu, generasi muda.

Nahh sekarang kita analisis satu persatu. Yang pertama sekarang kita dikit ngomingin bahasa bule. Dalam bahasa Inggris, “Kasih Sayang” ditulis sebagai “Affection”, bukan “Love”. Ada perbedaan mendasar antara istilah Affection ama Love. “Affection” lebih dekat ama perasaan atau curahan hati, bersifat kejiwaan yang halus dan indah, kalo “Love”, lebih dekat dengan tindakan yang ngarah pada kegiatan atau aktivitas seksual. Mungkin sebab itu juga, hubungan seksual disebut “Making Love”. Hmm

Nah, dengan pemahaman itu, Valentine’s Day sebenarnya nggak tepat kalo diartikan sebagai “Hari Kasih Sayang”. Karena peristiwa yang terjadi berabad tahun silam, yang sekarang diperingati Hari Valentine, berawal dari suatu peristiwa yang lebih tepat disebut pesta kemaksiatan (Making Love Party) ketimbang Pesta Kasih Sayang. Peristiwa itu merupakan suatu ritual bagi bangsa Pagan Roma yang dinamakan Lupercalian Festival.

Dalam kepercayaan Pagan Roma, bulan Februari dianggap bulan penuh “cinta” (Love, bukan affection) dan bulan kesuburan (baca: masa birahi atau syahwat). Lupercalian Atau Lupercus sendiri adalah nama Dewa Kesuburan (Dewa Pertanian dan Gembala), yang dipercaya berwujud seorang lelaki perkasa dan berpakaian setengah telanjang dengan hanya menutupi tubuhnya dengan kulit kambing, ihh. Mitologi mengenai Lupercus terkait erat dengan kisah Remus dan Romulus yang tinggal di bukit Palatine dan diyakini kisahnya mengawali pembangunan Kota Roma.

Selain Roma, kepercayaan Pagan Yunani Kuno juga meyakini bulan Februari—tepatnya pertengahan Januari dan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari—merupakan bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada perkawinan suci Dewa Zeus dan Hera. Baik kepercayaan Pagan Roma maupun Pagan Yunani, keduanya meyakini bahwa Februari merupakan bulan penuh gairah dan cinta (baca: syahwat).

Wahh, bener-bener. Kalo gitu nih valentine days udah keliatan banget GEJEnya bro. Bukan cuma Islam aja yang nggak ngakuin ini sebagai hari istimewa, eh kaum nashrani juga sempet nggak ngakuin hari valentine. Faktanya malah valentine day adalah ritual kaum pagan buat nyembah setan di festival Lupercalian, ahh kalo gue ogah banget!!

 

 

 

Festival Lupercalian? Makanan apa itu?

Lupercalia? Makanan apa ini? Mungkin ini kata yang asing ya buat telinga elo? Tapi ini ni awal mula adanya valentine day. Lupercalia Festival adalah sebuah perayaan yang berlangsung tanggal 13 hingga 18 Februari, dan tanggal 15 Februari adalah puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Pada tanggal 13-nya, di pagi hari, pendeta tertinggi pagan Roma menghimpun para pemuda dan pemudi untuk mendatangi kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil. Satu lembaran kecil hanya boleh berisi satu nama. Lembaran-lembaran yang berisi nama-nama perempuan muda itu lalu dimasukkan kedalam wadah mirip kendi besar, atau ada juga yang menyebutnya di masukan ke dalam wadah mirip botol besar.

Setelah itu, sang pendeta yang mimpin upacara mempersilakan para pemuda maju satu persatu untuk mengambil satu nama gadis yang telah berada di dalam wadah secara acak, hingga wadah tersebut kosong. Setiap nama gadis yang terambil, maka sang empunya nama harus menjadi kekasih pemuda yang mengambilnya dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan sang pemuda tersebut selama setahun hingga Lupercalian Festival tahun depan. Nahh lo, kaya konyak jodoh yang di tipi2 aja ??

Hmm, kemudian tanpa ikatan perkawinan, mereka bebas berbuat apa saja. Dan malam pertama di hari itu, malam menjelang 14 Februari hingga malam menjelang 15 Februari, di seluruh kota, para pasangan baru itu merayakan apa yang kini terlanjur disebut sebagai ‘Hari Kasih Sayang’. Suatu istilah yang benar-benar keliru dan lebih tepat disebut sebagai ‘Making Love Day’ alias malam free sex alias Malam Kemaksiatan.

Pada tanggal 15 Februari, setelah sehari penuh para pasangan baru itu mengumbar syahwatnya, mereka secara berpasang-pasangan kembali mendatangi kuil pemujaan untuk memanjatkan doa kepada Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara ini, pendeta pagan Roma akan membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yang kemudian disembelih diatas altar sebagai persembahan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus. Persembahan ini kemudian diikuti dengan ritual meminum anggur.

Setelah itu, para pemuda mengambil satu lembar kulit kambing yang telah tersedia dan berlari di jalan-jalan kota sambil diikuti oleh para gadis. Jalan-jalan kota Roma meriah oleh teriakan dan canda-tawa para muda-mudi, di mana yang perempuan berlomba-lomba mendapatkan sentuhan kulit kambing terbanyak dan yang pria berlomba-lomba menyentuh gadis sebanyak-banyaknya.

Para perempuan Romawi kuno di zaman itu sangat percaya bahwa kulit kambing yang dipersembahkan kepada Dewa Lupercus tersebut memiliki daya magis yang luar biasa, yang mampu membuat mereka bertambah subur, bertambah muda, dan bertambah cantik. Semakin banyak mereka bisa menyentuh kulit kambing tersebut maka mereka yakin akan bertambah cantik dan subur.

Upacara yang sangat dinanti-nantikan orang-orang muda di Roma ini menjadi salah satu perayaan favorit. Hal ini tidak aneh mengingat kehidupan masyarakat Pagan Roma memang sangat menuhankan keperkasaan (kejantanan), kecantikan, dan seks. Bahkan para Dewa dan Dewi—tuhan mereka—digambarkan sebagai sosok lelaki perkasa dan perempuan yang cantik nan menawan, dengan pakaian yang minim bahkan telanjang sama sekali. Bangsa Roma memang sangat memuja kesempurnaan raga. Banyak literatur menulis tentang tradisi Pagan Roma tersebut. Sampai sekarang, pusat-pusat kebugaran yang menjadi salah satu ‘tren orang modern’ disebut sebagai Gymnasium atau disingkat Gym saja, yang berasal dari istilah Roma yang mengacu pada tempat olah tubuh.

Tradisi pemujaan terhadap keperkasaan dan kecantikan ini, dan tentunya semuanya bermuara pada pendewaan terhadap syahwat, tidak menghilang saat Roma dijadikan pusat Gereja Barat oleh Kaisar Konstantin. Gereja malah melanggengkan ritual pesta syahwat ini dengan memberinya ‘bungkus kekristenan’ dengan mengganti nama-nama gadis dan para pemuda dengan nama-nama Paus atau Pastor atau orang-orang suci seperti Santo atau Saint (laki-laki) atau Santa (Perempuan). Mereka yang melakukan ini adalah Kaisar Konstantin sebagai Paus pertama dan Paus Gregory I. Bahkan pada tahun 496 M, Paus Gelasius I menjadikan Lupercalian Festival ini menjadi perayaan Gereja dengan memunculkan mitos tentang Santo Valentinus (Saint Valentine’s) yang dikatakan meninggal pada 14 Februari.

Inilah apa yang sekarang kita kenal sebagai ‘The Valentine’s Day’. Lupercalian Festival yang sesungguhnya lebih tepat disebut sebagai ‘Making Love Day, merupakan asal-muasal peringatan ini. Oleh sejumlah pihak yang ingin mendapat keuntungan dari ritual tersebut dan eksesnya, momentum itu disebut sebagai ‘Hari Kasih Sayang’, sesuatu yang sangat jauh dan beda esensinya.

Hmm, gitu men ceritanya. Ngeri kan?? Makanya elo jangan bego2 amat dah dengan ikut-ikutan budaya gak jelas kaya Valentine day barusan. Jadi nggak ada hubungannya valentine day ama kasih sayang. Yang ada malah valentine day itu simbol hari kemaksiatan. Apalagi hubungan valentine ama coklat atau warna pink, jauh panggang dari ayam dah.

Sudahlah, urungkan niat elo buat ngerayain valentine. Buang coklat2, bunga2 yang udah elo siapin buat pacar elo. Ato lebih baik kalo elo putusin sekalian pacar elo. Hhee. Yang pasti-pasti aja dah, Allah ngelarang kita mendekati maksiat, kaya pacaran juga. Dan sesuatu yang kita awali dengan melanggar perintah Allah pasti akhirnya buruk men, percaya dehh !!

 Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah [2]: 120).

Maka dari itu, mari hari ini kita TOLAK HARI VALENTINE !!



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your coment here !!