Senin, 12 April 2010

MANDALAWANGI PANGRANGO




Sendja ini, ketika matahari turun kedalam djurang2mu

Aku datang kembali

Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu.

Walaupun setiap orang berbitjara tentang manfaat dan guna

Aku bitjara padamu tentang tjinta dan keindahan

Dan aku terima kau dalam keberadaanmu

Seperti kau terima daku.

Aku tjinta padamu, Pangrango jang dingin dan sepi

Sungaimu adalah njanjian keabadian tentang tiada

Hutanmu adalah misteri segala

Tjintamu dan tjintaku adalah kebisuan semesta.

Malam itu ketika dingin dan kebisuan menjelimuti Mandalawangi

Kau datang kembali

Dan bitjara padaku tentang kehampaan semua.

“Hidup adalah soal keberanian, menghadapi jang tanda tanja

“Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar

“Terimalah dan hadapilah.”

Dan antara ransel2 kosong dan api unggun jang membara

Aku terima itu semua

Melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 djurangmu.

Aku tjinta padamu Pangrango

Karena aku tjinta pada keberanian hidup

(Djakarta, 19-7-1966)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your coment here !!